Sabtu 28 Sep 2013 09:18 WIB

Konflik dan Perang tak Surutkan 12 Pasangan Suriah Menikah

Menikah.   (ilustrasi)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Menikah. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS--Pernikahan massal berlangsung di Ibu Kota Suriah Damaskus pada Jumat (27/9). Acara itu kebahagiaan saat angka perkawinan telah merosot drastis akibat pertempuran yang berkepanjangan di Suriah.

Di ibu suriah tersebut, 12 pasangan menikah, sebagai bagian dari proyek amal yang didanai oleh Organisasi Amal Al-Wafaa dan Kementerian Pariwisata. Acara itu dilakukan saat angka perceraian di Suriah telah naik 45 persen dan angka pernikahan anjlok di atas 40 persen sejak meletusnya krisis Suriah hampir dua-setengah tahun lalu, demikian hasil survei yang dilakukan belum lama ini oleh media lokal.

Dalam konflik yang terus berkecamuk antara pasukan pemerintah dan pasukan oposisi, jumlah kasus perceraian di Suriah mengalahkan angka pernikahan, kata survei tersebut.

"Pernikahan massal ini adalah hasil dari upaya terpadu, dengan tujuan membantu pria muda yang tak mampu membayar mahalnya biaya upacara pernikahan," kata Mohammad Nour Addien, salah satu mempelai pria, kepada Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu (28/9).

Dengan diawali oleh lantunan ayat-ayat suci Al-Quran, acara pernikahan itu diselenggarakan dengan cara tradisional. Setelah mendengarkan Khutbah Nikah oleh seorang mufti besar dan peserta penting lain, mempelai laki-laki mulai menari dengan diiringi alunan musik tradisional.

Hasil survei juga memperlihatkan batas perubahan besar dalam kehidupan masyarakat Suriah, yang hidup di negara yang dilanda kerusuhan dan dibebani oleh angka pengangguran dan inflasi yang tersebar luas.

Bashar Nouri, pemimpin Organisasi Al-Wafaa, mengatakan organisasinya ingin membantu generasi muda memerangi dampak negatif dari krisis yang berlarut-larut. "Rakyat kami tidak miskin, tapi perubahan kondisi hidup akibat krisis di negeri ini memiliki dampak negatif pada kehidupan manusia. Jadi, kami mulai mencari cara membantu warga," kata Nouri.

"Kami ingin memberitahu dunia bahwa Suriah adalah negara cinta dan solidaritas sosial," katanya. Kementerian Pariwisata telah mendanai upacara pernikahan itu dan menginap buat pasangan baru di Dama Rose Hotel, sementara Organisasi Al-Wafaa memberi sumbangan sejumlah uang buat masing-masing pasangan.

Mohammad Muzaireeb, seorang mempelai pria, mengatakan gagasan pernikahan massal itu "telah memberi harapan baru buat para pemuda". "Semoga keamanan kembali ke Suriah," demikian doa Muzaireeb.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement