REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Presiden moderat Iran yang baru terpilih, Kamis, mengatakan bahwa ia berharap lebih banyak lagi tahanan yang dibebaskan setelah pembebasan reformis terkemuka baru-baru ini.
Berbicara di New York dalam rangkaian lawatannya ke PBB yang bertujuan untuk memperbaiki hubungan dengan pihak Barat, Hassan Rohani mengatakan Iran telah mengambil "langkah awal" untuk membebaskan tahanan politik.
"Kami tidak ingin menahan siapa pun atau melihat siapa pun di penjara. Kami ingin memiliki penjara yang kosong," katanya kepada forum Masyarakat Asia dan Dewan Hubungan Internasional.
"Dalam beberapa pekan terakhir, langkah-langkah positif, baik, telah diambil terkait hal ini dan kami berharap akan terus berlanjut," katanya.
Rohani, yang meraih kekuasaan pada bulan Juni dengan kerangka moderasi, menolak untuk menjelaskan lebih jauh. Para ahli mengatakan bahwa kelompok garis keras di Iran secara historis memberikan pengaruh pada peradilan.
Pada malam kunjungan Rohani, pihak berwenang membebaskan sekitar 15 reformis, wartawan dan pengacara, terutama pengacara hak asasi manusia menonjol Nasrin Sotoudeh .
Pihak berwenang juga telah mengumumkan pengampunan untuk 80 tahanan lainnya yang ditangkap sehubungan dengan protes anti-pemerintah yang mengklaim terjadinya kecurangan besar-besaran dalam pemilihan umum tahun 2009 yang kembali memenangkan Presiden Mahmoud Ahmadinejad .
Mantan presiden reformis Mohammad Khatami, Kamis, sebagaimana dikutip oleh harian Etemad mendesak pembebasan semua tahanan politik, terutama pimpinan oposisi Mir Houssein Mousavi dan Mehdi Karroubi.
Anggota parlemen dan aktivis AS juga telah mendorong Iran untuk membebaskan dua warga negara Amerika Serikat yang ditahan di Iran, serta pemimpin agama Bahai.