REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Sejumlah pedagang baju kaos, suvenir dan pernak pernik ISG di seputar arena pertandingan Islamic Solidarity Games III 2013 Palembang, Sabtu, mengaku mereka belum mendapat untung atau balik modal karena penjualan yang agak sepi.
"Belum ada 50 persen dari barang-barang yang kami keluarkan habis. Sepi bu.. nggak seperti waktu SEA Games," ujar Asep, seorang pedagang kaos dari Bandung, Jawa Barat, ketika ditanya Antara di Jakabaring Sport City, Palembang.
Seorang pedagang dari Jakarta yang tidak menjual barang atau kaos-kaos bertema ISG, juga merasakan hal yang sama. "Hanya banyak anak sekolah yang datang dan kita tahu kemampuan mereka berapa lah," ujarnya.
Seorang ibu bernama Syanti Nanto, yang berjualan baju-baju kaos berukuran besar, menyatakan belum mendapat keuntungan yang berarti pula. Kaos-kaos yang dijualnya yang berukuran besar ditujukan untuk para peserta asing. Tetapi mereka menurutnya belum terlihat berbelanja.
Pada Sabtu siang itu, memang terlihat banyak rombongan anak sekolah mulai dari SD hingga SMA. Mereka menyemut di sekitar arena pertandingan wushu, bulutangkis dan atletik.
Di tanah lapang di dekat ketiga arena itu, sejumlah pedagang yang berjualan mulai dari kaos dan baju ISG, makanan, minuman, dan barang-barang lain yang bertemakan ISG, berkumpul menggelar dagangan mereka.
Ada pula beberapa dari mereka menggelar barang dagangannya di trotoar, karena tidak mampu menyewa tenda-tenda resmi untuk berjualan.
Menurut Asep, kalau rombongan anak sekolah bisa masuk kompleks olah raga Jakabaring ini dengan gratis, tetapi kalau orang umum terutama yang menggunakan mobil, mereka harus membayar.
"Itu juga merupakan kendalanya, mengapa dagangan kita kurang laku, entah nanti menjelang hari-hari terakhir," katanya.
ISG 2013 Palembang yang dimulai 22 September lalu, akan berakhir Selasa, 1 Oktober.