MILAN -- Partai dari mantan perdana menteri Italia Silvio Berlusconi mengatakan lima menteri dari partainya mengundurkan diri dari koalisi pemerintahan yang saat ini tengah goyah. Langkah tersebut diambil setelah beberapa pekan hubungan antara partai dan perdana menteri Enrico Letta memburuk.
Berlusconi sebelumnya mengancam untuk menarik menterinya jika dia dikeluarkan dari senat karena kasus penipuan pajak. Dalam laporan BBC, krisis politik tersebut dapat memicu pemilu di tengah masalah ekonomi yang dihadapi Italia.
Letta kembali dari New York pada Jumat (27/9) kemarin untuk mencegah pemerintahan runtuh. Perdana menteri mengancam akan berhenti kecuali kalau pemerintahannya memenangkan mosi tidak percaya di parlemen pekan depan.
Dalam sebuah pernyataan, Berlusconi menilai ultimatum tersebut tidak dapat diterima. Partai tengah-kiri milik Berlusconi, People of Freedom (PDL) menyasar rencana peningkatan pajak penjualan yang merupakan bagian dari kebijakan pemerintah untuk mengatasi utang.
"Saya meminta delegasi People of Freedom dari pemerintahan untuk menilai apakah menguntungkan bagi mereka untuk mengundurkan diri," ujar Berlusconi dikutip BBC edisi Sabtu (28/9).
Menteri Dalam Negeri dan sekretaris PDL, Angelino Alfano menuduh Letta melanggar kesepakatan pemerintahan yang telah dibangun. Akan tetapi, perdana menteri menanggapi pengunduran diri dengan kemarahan dan menuduh pemimpin PDL berbohong dengan menggunakan pajak penjualan sebagai alibi untuk isu personal.
"Di parlemen, setiap orang harus bertanggungjawab untuk tindakannya sebelum negara," ujarnya.
Masalah hukum Berlusconi dinilai menjadi penyebab ketegangan di koalisi. Sebuah komite di Senat akan memutuskan apakah dia akan ditarik setelah Mahkamah Agung baru-baru ini menyatakan dia bersalah atas kasus penggelapan pajak.