REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lima anggota Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Universitas Andalas (Unand) ditemukan tewas saat menyebrang di pertemuan Sungai Jeruk dan Sungai Daniah, Padang, Sumatra Barat Sabtu (28/9). Sementara itu 2 lainnya selamat dan satu lagi hilang.
"Yang hilang masih dicari oleh tim SAR gabungan," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho melalui pesan elektroniknya kepada Republika, Ahad (29/9).
Sutopo mengungkapkan kronologis kejadian hanyutnya anggota Mapala Unand. Ia mengatakan 8 anggota Mapala Unand sedang melakukan survey lokasi untuk rute PDM (Pendidikan Dasar Mapala).
Mereka bergerak dari Balimbiang menyusuri perbukitan daerah Padang Karuah, pada Sabtu (28/9) pukul 15.30 WIB.
Saat tiba di Patamuan antara Sungai Jeruk dan Sungai Daniah, tim berencana akan menyeberang sungai. Namun, kondisi debit air sungai meningkat sekitar 20 cm dari kondisi normal. Tim memutuskan berhenti menunggu kondisi debit air normal.
Sekitar pukul 18.00 WIB debit air sungai turun hingga 15 cm. Tim memutuskan untuk menyeberang. Saat sedang dalam penyeberangan tiba-tiba datang air bah. 6 anggota tim hanyut terbawa air, sedangkan 2 lainnya berhasil selamat karena masih berada di pinggir sungai.
Dua anggota Mapala Unand yang selamat tersebut melaporkan kejadian ke Sekretariat Mapala Unand.
Pusdalops BPBD Sumatra Barat (Sumbar) Ade Edward merinci 8 anggota Mapala Unand yang hanyut tersebut yaitu Aidil Akbar Mahasiswa Fakultas Ekonomi (FE) angkatan 2011 (hanyut, masih dalam pencarian); Rizki Tega Mahasiswa FE angkatan 2010 (meninggal); Deni Linardo Mahasiswa Fakultas Pertanian angkatan 2010 (meninggal); Veglan Rizki Ananda Mahasiswa FE angkatan 2012 (meninggal); Artica Caspela Mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2011 (meninggal); Elin Florita Mahasiswa Teknologi Pertanian angkatan 2012 (meninggal); Ivo Nurdio Putra Mahasiswa Fakultas Sosiologi angkatan 2009 (selamat); dan Meta Ramarita mahasiswa Fakultas Peternakan angkatan 2010 (selamat).
"2 orang anggota Mapala Unand yang selamat masih berada di Bukit Patamuan. Logistik mereka cukup untuk 3 hari," kata Ade dihubungi terpisah.