Ahad 29 Sep 2013 21:28 WIB

LSM Sepakati Standardisasi Survei Populasi Badak

Red: Dewi Mardiani
Badak Jawa
Foto: dok Taman Nasional Ujung Kulon
Badak Jawa

REPUBLIKA.CO.ID, LAMPUNG TIMUR -- Sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM) pemerduli dan pemerhati satwa menyepakati standarisasi survei populasi badak untuk memastikan jumlah dan keberadaan hewan langka itu di Indonesia.

Spesies Specialist World Widelife Found for Nature Indonesia (WWF-Indonesia) Sunarto di Taman Nasional Way Kambas, Lampung, Ahad (29/9), mengatakan ada tiga metode standarisasi survei yang sangat diperlukan karena sampai saat ini belum dapat memastikan jumlah pasti hewan langka itu.

Kesepakatan itu, kata dia, hasil workshop bersama Yayasan Badak Indonesia (Yabi), Word Conservation Society (WCS), Forum Konservasi Lauser (FKL), Yayasan Louser Internasional (YLI),Peduli Konservasi Harimau Sumatera (PKHS), International Rhino Foundation (IRF) yakni dengan pemasangan kamera perangkap (kamera trap), analisis genetik (DNA), dan okupansi atau menjelajah untuk melihat spot-spot keberadaan badak itu.

Tiga metode survei tersebut, katanya, cukup optimal untuk mengetahui jumlah populasi badak yang ada di sejumlah pusat hunian, seperti di Taman Nasional Way Kambas, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Taman Nasional Gunung Leuser dan Taman Nasional Ujung Kulon.