REPUBLIKA.CO.ID, KHARTOUM -- Sekitar 1.000 warga Sudan menggelar protes lagi di Khartoum pada Ahad (29/9). Mereka menuntut Presiden Omar Hassan Al Bashir mengundurkan diri saat pemerintah bergerak untuk menaikkan gaji guna melunakkan dampak langkah penghematan yang tidak populer.
Pekan lalu, pemerintah mengurangi subsidi BBM yang memicu kerusuhan terburuk di Sudan dalam beberapa tahun.
Korban tewas resmi terdiri 33 orang. Tetapi, para aktivis hak asasi Sudan dan beberapa diplomat mengatakan lebih dari 100 orang tewas dalam bentrokan dengan pasukan keamanan.
Para peserta protes hari Minggu lebih kecil dari unjuk rasa pekan lalu karena orang-orang kembali ke pekerjaan dan kehidupan mereka masing-masing. Sebagian besar di ibu kota kembali normal.
''Sekitar 3.000 orang berkumpul pada Minggu malam untuk menyatakan belasungkawa kepada keluarga apoteker yang ditembak dan dibunuh selama protes pada Jumat,'' kata seorang saksi mata.
Sekitar 1.000 orang bergabung dalam protes sesudahnya. Mereka memblokir jalan di Kabupaten Burri, Khartoum, sambil berteriak 'rakyat ingin menggulingkan rezim' dan 'kebebasan, kebebasan'.