REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Striker tim nasional (timnas) sepak bola senior Indonesia Sergio Van Dijk menyesali adanya hukuman bertanding tanpa penonton yang dijatuhkan Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC).
Skuat Garuda dipastikan tampil tanpa dukungan langsung para suporter pada dua laga kandang kualifikasi Piala Asia 2015 menjamu Cina (15 Oktober) dan Irak (19 November) di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. Bomber Persib Bandung itu mengaku baru mengetahui adanya sanksi tersebut.
"Tentunya itu adalah kerugian besar untuk tim. Sebab penonton di GBK sangat luar biasa," kata Van Dijk melalui sambungan telepon kepada wartawan di Jakarta, Senin (30/9).
Sebenarnya, ujar Van Dijk, dirinya cukup suka ketika ada penonton yang menyalakan kembang api. Tapi karena aksi tersebut dilarang FIFA dan AFC, ia berharap suporter Indonesia tidak mengulangi lagi aksi tersebut. "Jadi jangan seperti itu lagi," ujar dia.
Seperti diketahui, hukuman bertanding tanpa penonton sudah diputuskan Komisi Disiplin AFC. Sanksi tersebut bukan semata karena adanya kericuhan suporter pada laga kedua kualifikasi Piala Asia 2015 ketika Indonesia menjamu Arab Saudi di SUGBK, 23 Maret 2013, tetapi juga karena Indonesia dinilai gagal saat menjadi tuan rumah Pra-Piala Asia U-22 di Riau, 5-15 Juli 2012.
Kerusuhan memang terjadi ketika Indonesia menjalani partai hidup mati Grup E melawan Jepang di Stadion Utama Riau, Pekanbaru, 12 Juli 2012. Penonton yang tak terima dengan kekalahan telak 1-5 atas Jepang, melakukan pelemparan botol minuman dan benda-benda berbahaya ketika pertandingan memasuki menit akhir.
Suporter juga menyalakan kembang api saat pertandingan berlangsung. Lemparan botol yang berasal dari penonton di tribun atas itu juga mengenai penonton lainnya yang berada di tribun bawah. Empat orang suporter dilaporkan mengalami luka cukup serius akibat adanya kericuhan tersebut.
Sebenarnya, hukuman bertandingn tanpa penonton seharusnya sudah berlaku ketika Indonesia menjamu Arab Saudi. Namun, PSSI berhasil mendapatkan keringanan dari AFC sehingga boleh menggelar laga dengan penonton.
Sayangnya, suporter Indonesia tak mampu menjaga ketertiban. Mereka menyalakan kembang api saat pertandingan berlangsung, bahkan juga sempat melakukan pelemparan botol minuman berbahan plastik kepada suporter Arab Saudi. AFC pun tak mau lagi memberikan keringanan.