Senin 30 Sep 2013 16:08 WIB

Istri Fathanah Menolak Berikan Kesaksian

Rep: Irfan Fitrat/ Red: Mansyur Faqih
Sefti Sanustika datang menjenguk suaminya di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kuningan, Jakarta, Kamis (8/8).  (Republika/ Wihdan)
Sefti Sanustika datang menjenguk suaminya di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kuningan, Jakarta, Kamis (8/8). (Republika/ Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Istri Ahmad Fathanah, Sefti Sanustika memenuhi panggilan jaksa penuntut umum untuk menjadi saksi dalam persidangan suaminya, Senin (30/9). Sefti diminta menjadi saksi dalam kasus dugaan tindak pidana korupsi permohonan penambahan kuota impor daging sapi dan tindak pidana pencucian uang yang menyeret Fathanah.

Sefti masuk bersama beberapa saksi lainnya ke ruang persidangan di Pengadilan Tipikor Jakarta. Ia sempat menjawab pertanyaan hakim mengenai identitasnya. Karena Sefti statusnya istri terdakwa, ketua majelis hakim Nawawi Pomolongo menerangkan pasal dalam KUHAP sebelum meminta kesediaan untuk menjadi saksi. "Ketentuan Pasal 168 KUHAP memberikan kepada Anda hak untuk mengundurkan diri (sebagai saksi)," kata Nawawi.

Setelah mendengarkan keterangan dari ketua majelis hakim, Sefti memutuskan tidak bersedia menjadi saksi dalam persidangan. Perempuan yang berprofesi sebagai penyanyi dangdut itu menggunakan haknya sesuai ketentuan dalam KUHAP. Hakim pun kemudian meminta Sefti untuk meninggalkan ruang persidangan. "Saya hanya menggunakan hak saya. Kan tadi sudah dijelaskan hakim," ujar perempuan kelahiran Depok itu di luar ruangan sidang.

Sefti tidak banyak memberikan keterangan kepada awak media ketika dicecar sejumlah pertanyaan. Ia juga enggan menjelaskan mengenai transfer uang dari Fathanah yang diterimanya. Hanya ia menyanggah jika harta suaminya itu terkait dengan tindak pidana pencucian uang sebagaimana didakwakan jaksa penuntut umum. 

Dalam surat dakwaan jaksa terkait dugaan tindak pidana pencucian uang, nama Sefti kerap disebut. Ia menerima uang ratusan juta dari Fathanah. Nama Sefti juga digunakan untuk pembelian rumah. Antara lain di Perumahaan Permata Depok Jalan Blok H2, Kelurahan Pondak Jaya, Kecamatan Cipayung, Depok. Ada juga beberapa mobil yang diatasnamakan Sefti. Seperti Toyota Alphard S Audioless dan Avanza. 

Selepas persidangan, Fathanah memang meminta Sefti untuk mengundurkan diri sebagai saksi. Ia tidak ingin istrinya itu memberikan keterangan dalam persidangan. "Kan tadi ketemu sebelumnya. Ia saya minta tidak usah menjadi saksi," kata Fathanah.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement