REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG — Jurnalisme Islami adalah jurnalisme yang meneladani empat akhlaq mulia Rasulullah, Muhammad SAW. Ke-empatnya meliputi Shiddiq atau mendasarkan pada kebenaran, tabligh atau mendidik, Amanah atau dapat dipercaya serta Fathonah atau arif.
Hal ini ditegaskan tokoh pers nasional, Parni Hadi saat memberikan kuliah umum kepada mahasiswa baru Universitas Islam Sultan Agung, Semarang, Senin (30/9).
Di hadapan ratusan mahasiswa, Parni menegaskan, seperti halnya 'tugas' Rasulullah, jurnalisme Islam juga harus bisa membawa risalah demi kebaikan umat manusia di dunia.
Jurnalisme Islam harus mampu menyampaikan risalah yang bermanfaat bagi semua orang berdasarkan cinta, sebagai bagian dari ibadah kepada Allah SWT.
"Yakni berani mengungkap kebenaran (truth), menegakkan keadilan (justice), mendukung terciptanya kesejahteraan (prosperity), mampu menciptakan perdamaian (peace) dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan universal (universal humanity)," katanya menjelaskan.
Untuk dapat melaksanakan jurnalisme ini, jelas mantan Pemred Republika ini, seorang jurnalis harus memiliki niat demi cinta kepada sesama tanpa diskriminasi.
Jurnalis yang bersangkutan juga harus mampu menempuh 'laku' pengendalian diri melalui kontemplasi berdasarkan ajaran agama dan orang suci guna mengasah kepekaan dan kecerdasan spiritualnya.
"Artinya, seorang wartawan dalam jurnalisme Islam adalah seorang jurnalis yang bekerja dengan menggunakan kemampuan profesional dan kecerdasan spiritualnya sekaligus," ujar Parni.
Dalam konteks membangun generasi Khaira Ummah, masih ungkap Parni, jurnalisme Islami bisa menjadi media paling efektif untuk mewujudkannya. Sebab, nilai dan produk jurnalisme Islami yang juga mengusung misi meningkatkan kualitas sumber daya insani yang unggul.
Mengutip pernyataan mantan Ketua ICMI, BJ Habibie, keunggulan ini meliputi iman, taqwa, pikir, kerja serta karya dalam hidup," kata mantan Dirut RRI ini menambahkan.