Selasa 01 Oct 2013 16:40 WIB

Angkot Ngetem Bikin Macet, Dishub Tangsel Janji Segera Tertibkan

Rep: Mas Alamil Huda/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Angkutan kota  (Ilustrasi)
Foto: Tahta Adilla/Republika
Angkutan kota (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN – Kemacetan parah terjadi setiap hari di Jalan Jombang Raya, Ciputat, Tangerang Selatan. Ironisnya, tidak ada satupun petugas yang mengatur lalu lintas di sekitar Stasiun Sudimara yang menjadi titik pusat kemacetan itu.

Jalan yang melewati perlintasan kereta api ini kerap mengkhawatirkan para penggunanya. Kendaraan sering terjebak di tengah-tengah rel ketika suara peringatan palang pintu berbunyi tanda kereta api mau melintas. Tak pelak sura klakson pengendara pun saling bersahutan akibat panik. “Wah, bahaya itu,” celetuk salah satu pengguna jalan, Warno (35 tahun).

Warga Pamulang itu mengatakan kemacetan parah terjadi ketika jam masuk dan pulang kerja. Saat melintas pukul 07.20 WIB, dari arah Pamulang menuju Jombang, ia mengaku sudah hampir satu jam lebih kemacetan belum terurai. “Setiap hari ya seperti ini (macet),” katanya Selasa (1/10) pagi.

Ia menambahkan, kemacetan semakin parah dengan jalanan yang sempit dan banyaknya volume kendaraan. “Parahnya ngggak ada (petugas) yang mengatur di sini,” ujarnya.

Hal yang sama juga dikatakan Ismi, pengguna jalan yang lain. Ia melintas dari arah sebaliknya, Jombang menuju Pamulang. Lelaki 21 tahun ini mengatakan sudah biasa setiap hari terjebak macet. “Biasa ini, macet terus. Parah,” katanya saat berangkat kuliah di Universitas Pamulang.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kota Tangerang Selatan, Sukanta, berjanji akan segera menerjunkan anak buahnya untuk mengatasi kemacetan yang terjadi. Ia mengaku baru mengetahui hal itu. “Saya berterima kasih kepada Republika  atas laporannya. Hari ini juga akan saya kerahkan anak buah saya ke sana,” katanya saat dikonfirmasi Republika Selasa (1/10).

Sukanta meminta kepada masyarakat untuk bersabar. Pasalnya, ia baru saja dilantik menjadi Kepala Dishub Kota Tangsel Jumat (27/9) lalu. “Baru dua hari ini aktif bekerja, semuanya pasti akan saya bereskan,” janjinya.

Pantauan dii lapangan, dari pukul 07.00 hingga 08.15 pagi, kemacetan belum juga selesai. Baik dari arah Jombang ke Pamulang atau sebaliknya. Terlihat banyak angkot yang ngetem di tepi jalan sekitar Stasiun Sudimara.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement