Selasa 01 Oct 2013 17:21 WIB

SBY Gerah Soal Ekonomi Jadi Bahan Politis

Rep: Esthi Maharani/ Red: Mansyur Faqih
 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
Foto: Antara/Andika Wahyu
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyindir pihak yang membawa masalah ekonomi ke ranah politik. Menurutnya, tidak semua yang membahas ekonomi dalam kerangka politik benar-benar paham dengan kondisi perekonomian Indonesia secara keseluruhan. 

"Ada yang memang peduli pada perekonomian kita, paham betul seluk beluk serba serbi perekonomian kita saat ini, paham betul. Tapi ada yang memang dibawa ke arena politik, tidak murni ekonomi," katanya saat membuka sidang kabinet paripurna di kantor presiden, Selasa (1/10). 

Ia mencontohkan, isu yang terkait dengan pangan. Menurutnya, kondisi pangan di Indonesia harus dilihat secara utuh karena ada komoditas yang surplus sehingga bisa diekspor. Ada pula yang pas-pasan, tetapi ada pula yang dari dulu selalu kurang. Belum lagi pergerakan harga di tingkat dunia yang membuat pemenuhan kebutuhan pangan di dalam negeri menjadi lebih mahal. 

Menurutnya, kebijakan pemerintah soal pangan atau kebijakan lainnya bisa dijelaskan dan ada alasannya. Ia memaklumi isu ekonomi dibawa dibahas untuk bahan politik karena pesta demokrasi tahun depan semakin mendekat. 

Bahkan, ia menilai, tak jarang, setiap apa yang ada di Indonesia bisa dijadikan bahasan dan dibawa ke arena politik. SBY pun meminta agar jajaran pemerintahannya tetap fokus bekerja. Termasuk jika ada suara sumbang yang menyebut dan bercerita tentang kegagalan pemerintah. Menurutnya, penilaian itu harus dilawan dengan kerja keras dan menunjukkan hasil optimal.

"Fokus saja kita atasi dan menjaga perekonomian. Mungkin yang diceritakan di mana-mana tentang ketidakberhasilan pemerintah bisa menjadi kenyataan. Kita cegah, kita buktikan dengan cara bekerja all out. Insya Allah hasilnya akan baik," katanya. 

Ia menegaskan, masih menoleransi dinamika politik yang terjadi saat ini. Ia pun menilai masih dalam kewajaran. Tetapi, ditekankan SBY, jika situasi sudah terlalu melewati batas, ia akan turun tangan. 

"Nanti kalau politiknya sudah begitu melebihi kewajaran, saya akan masuk. Saya akan menjelaskan kepada rakyat Indonesia duduk perkara dan situasi yang sesungguhnya," katanya. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement