Rabu 02 Oct 2013 00:33 WIB

BMKG: Awal Musim Hujan DIY Pertengahan Oktober

Hujan Deras, Ilustrai
Foto: Antara
Hujan Deras, Ilustrai

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Yogyakarta memprakirakan musim hujan di Daerah Istimewa Yogyakarta akan mulai terjadi pada pertengahan Oktober 2013 dengan puncak musim hujan pada Januari 2014.

Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta, Tony Agus Wijaya di Yogyakarta, Selasa, mengatakan, musim hujan di provinsi tersebut akan terjadi secara bertahap yang akan diawali dari Kabupaten Sleman Utara.

"Pertengahan Oktober nanti musim hujan akan dimulai dari Kabupaten Sleman Utara yang berturut-turut akan diikuti wilayah lain hingga paling akhir Gunung Kidul Selatan," katanya.

Menurut dia, memasuki awal Oktober menjelang musim hujan pada umumnya terjadi gejala pancaroba berupa cuaca ekstrem serta mulai terjadi hujan dengan intensitas rendah.

Namun demikian, kata dia, hingga saat ini gejala tersebut tidak terjadi bahkan cenderung cerah. Hal itu disebabkan masih adanya gangguan cuaca jangka pendek yang merupakan pengaruh dari badai tropis "Wutip serta Fitow" yang saat ini berpusat di perairan Sumatra.

"Selain memang sekarang masih musim kemarau. Saat ini masih ada gangguan cuaca jangka pendek di perairan Sumatra, sehingga curah hujan yang ada tersedot ke arah pusat gangguan cuaca," katanya.

Selanjutnya, setelah gangguan cuaca menghilang, lanjut dia, maka pola cuaca akan kembali normal. Sehingga, hujan dengan intensitas rendah akan mulai terjadi sebagai tanda musim pancaroba dengan curah hujan masih kurang dari 50 milimeter per dasarian.

"Nanti kalau gangguan cuaca jangka pendeknya melemah atau hilang, kita akan mengalami siklus normal lagi, dengan langit berawan dan terjadi hujan ringan, hinga sedang," katanya.

Sementara itu, ia juga mengimbau kepada masyarakat setempat agar mewaspadai cuaca ekstrem yang kemungkinan terjadi pada puncak pancaroba pada bulan ini.

"Kalau gangguan cuaca jangka pendek sudah hilang maka kita akan merasakan gejala pancaroba yang biasanya berupa cuaca ekstrem. Oleh karena itu misalnya pohon-pohon yang rimbun perlu dilakukan pemangkasan," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement