REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA – Sadar akan semakin menipisnya cadangan energi fosil di Indonesia, Pertamina bertekad untuk meningkatkan bisnisnya di bidang energi terbarukan, terutama panas bumi. Pertamina mengalokasikan dana hingga 1,5 miliar dolar AS untuk mengembangkan energi tersebut.
Direktur Pemasaran Pertamina Gigih Prakoso menyatakan, Indonesia memiliki potensi energi terbarukan yang sangat banyak. ”Namun Pertamina akan fokus mengembangkan panas bumi atau geothermal,” ujarnya, Rabu (2/10). Pertamina juga tertarik mengembangkan biofuel, angin, dan tenaga matahari (solar).
Menurutnya, pengembangan panas bumi tidak murah. Hingga lima tahun ke depan Pertamina memerlukan dana sekitar 1,5 miliar dolar AS untuk mengembangkan energi ini. Dana tersebut akan digunakan untuk kegiatan eksplorasi dan pembangunan pembangkit listrik. Eksplorasi dilakukan di sejumlah daerah seperti di Jawa Barat dan Sulawesi Selatan.
Pertamina membuka pintu bagi investor yang tertarik dalam bidang ini karena kemampuan perseroan dalam pendanaan terbatas. “Sejumlah investor dari negara di kawasan Asia Pasifik telah menunjukkan ketertarikannya dan kami sudah melalukan diskusi awal,” ujarnya.
Selain membutuhkan investasi yang cukup besar, menurut Gigih terdapat sejumlah kendala yang harus dibereskan agar bisa mendorong produksi energi terbarukan. Pemerintah lanjutnya perlu menetapkan tariff yang ekonomis untuk panas bumi. Pemerintah juga harus memangkas regulasi yang berbelit dan tumpang tindih dalam pengurusan izin sehingga proyek yang direncanakan bisa selesai tepat waktu.
Gigih mengatakan potensi panas bumi Indonesia mencapai 28,99 gigawatt (GW). Namun kapasitas panas bumi terpasang hingga 2013 baru 402 MW. Pada lima tahun ke depan Pertamina berharap kapasitas panas bumi yang terpasang bisa meningkat hingga 24 persen atau sekitar 962 MW. Sementara cadangan panas bumi pada 2016 diharapkan mencapai 1.905 MW.
Proyek Panas Bumi telah dikembangkan di sejumlah daerah seperti pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) di Sibayak dan Sarulla, Sumatra Utara. Selain itu, Hululais (Bengkulu), Lumut Balai (Sumatra Selatan), Ulubelu (Lampung), Dieng (Jawa Tengah), dan Bedugul (Bali). Pertamina juga mengembangkan PLTP di sejumlah daerah di Jawa Barat seperti Salak, Patuha, Darajat, Kamojang, dan Karaha Bodas. Selanjutnya, di Sulawesi Utara yaitu di Kotamobagu dan Lahendong.