REPUBLIKA.CO.ID, BASEL -- Laga kedua Liga Champions antara Basel kontra Schalke 04 di Saint Jakob-Park, Rabu (2/10) dini hari WIB, berada dalam sorotan UEFA. Komite Disiplin UEFA mengindikasikan terjadi tindakan indisipliner yang dilakukan tuan rumah.
Sebagai tuan rumah yang baik, seharusnya RotBlau bisa menjamin kelancaran pertandingan dan keamanan. Sayangnya, pertandingan sempat dihentikan lima menit oleh wasit lantaran ada penonton yang masuk ke lapangan.
Penonton itu ternyata salah satu aktivis yang menggelar sebuah protes lewat spanduk raksasa bertuliskan "Gazprom, jangan rusak Arktik". Spanduk itu dipasang anggota Greenpeace dengan tali ketika mereka nekad memanjat atap stadion. Gazprom adalah sebuah perusahaan pengeboran minyak asal Rusia yang menjadi sponsor utama Schalke.
Mereka melakukan itu lantaran menentang kegiatan eksplorasi Gazprom di Kutub Utara yang dianggap bisa merusak ekosistem di sana. Radio Free Europe melaporkan, aksi protes itu sebagai bentuk dukungan atas ditangkapnya 30 penggiat Greenpeace oleh aparat Rusia pada September lalu.
Dengan menggunakan kapal pemecah es Arctic Sunrise mereka mencoba menggagalkan upaya Gazprom mengekstrak minyak di Kutub Utara. Sayangnya, tindakan itu dianggap ilegal hingga membuat aktivis dijebloskan ke penjara.
Statemen resmi UEFA tidak mentoleransi kejadian itu. Organisasi yang dipimpin Michael Platini tersebut siap melakukan investigasi atas kejadian memalukan itu. UEFA menganggap demo itu membuka potensi proses disiplin.