REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pimpinan Polri menyadari minat anggota polisi untuk bertugas di satuan Intelijen dan Keamanan (Intelkam) tak begitu besar. Pamor Intelkam kalah telak dibanding satuan lain seperti reserse kriminal (Reskrim) dan Lalu lintas (Lantas).
Wakapolri Komjen Pol Oegroseno mengaku turut heran dengan fenomena ini. Ia sendiri mengetahui tabiat polisi khususnya yang baru lulus dari Akademi Kapolisian (Akpol) amat menghindari Intelkam.
"Kami akui itu dan saya pribadi juga heran, untuk hal ini akan segera dibicarakan di jajaran pimpinan Polri," kata dia di Gedung Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Jakarta Selatan, Rabu (2/10).
Jenderal bintang tiga ini mengatakan, dalam momen pembagian tugas kepada polisi yang baru lulus, kerap terlihat keragu-raguan dari petugas untuk ditempatkan di Intelkam. Ketika mengadakan sesi tanya langsung kepada polisi baru, sedikit di antara mereka menunjuk jari untuk bersedia ditempatkan sebagai intel.
Ia berujar, entah sisi ketidakpercayaan diri dari para polisi baru ini atau faktor lain yang mempengaruhi tak lakunya Intelkam dilirik. Untuk soal kepercayaan diri, dia masih bisa menerkanya.
Ia berujar, kemungkinan polisi baru belum siap ditempatkan di Intelkam mengingat jenis pekerjaannya yang tergolong tak mudah. Namun untuk faktor lainnya ia mengaku masih memerlukan penelusuran lebih jauh.
"Semua mengetahui untuk menjalankan fungsi intelijen itu tidak mudah. Intel-intel kami adalah orang-orang bertalenta khusus, karena memang perlu kemampuan hebat untuk bisa lancar menjadi intel," kata lulusan Akpol 1978 ini.
Dia pun mengimbau agar seluruh anggota kepolisian siap mengemban tugas apapun di satuan manapun. Dia berujar, program reformasi Polri sudah lama mengarahkan hal itu. Dia berharap, dalam waktu dekat hasilnya dapat segera terlihat.