REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Satu gerbong monorel (Mass Rapid Transit MRT) terintegrasi jangka panjang antara wilayah Bandung Raya, yang digagas oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan China National Machinery Import and Export Corporation (CMC) mampu menampung antara 100 sampai 150 orang penumpang.
"Jadi monorel itu, nantinya akan memiliki gerbong maksimal delapan. Ini, artinya jika ada delapan gerbong, maka sekali jalan monorel itu mampu membawa sekitar 1.200 penumpang," kata Direktur Utama Penghegar Group, pihak swasta yang ditunjuk Pemprov Jabar sebagai penanggungjawab pembangunan monorel, Cecep Rukmana di Bandung, Rabu (2/10).
Namun, kata Cecep, pihaknya belum bisa memastikan berapa gerbong yang akan dipakai untuk fase/seksi pertama yang mengambil rute Gedebage-Tanjung Sari. "Pokoknya nanti kita lihat saja berapa penumpang yang akan tumbuh," katanya.
Ia menuturkan jika memang pertumbuhan penumpangnya padat, maka pihaknya akan mengoperasikan enam hingga delapan gerbong.
"Akan tetapi untuk awal pengoperasian, kemungkinan akan digunakan dua hingga empat gerbong," kata Cecep.
Dikatakannya, monorel tersebut nantinya akan berdiri di atas tiang penyangga setinggi 8 meter sehingga dipastikan keberadaan monorel tidak akan mengganggu arus lalu lintas yang ada.
"Jadi selain bertujuan mengatasi masalah kemacetan, diharapkan ada dampak positif lain dari keberadaan monorel," katanya.
Pihaknya berharap dengan adanya monorel ini diharapkan bisa mengurangi keinginan orang untuk tinggal di Kota Bandung karena selama ini banyak warga yang ingin tinggal di Bandung.
"Warga luar Kota Bandung pun berbondong-bondong datang karena di Kota Bandung banyak akses untuk segala hal," katanya.
Pihaknya menambahkan, total anggaran untuk pembangunan lima fase/seksi monorel Jabar tersebut diperkirakan mencapai Rp 18 triliun.
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menambahkan nantinya kawasan Gedebage akan jadi terminal terpadu untuk monorel sehingga semua rute/jurusan monorel akan berakhir di Gedebage sebagai titik utama pemberhentian.
"Ya benar, terminal terpadunya di situ. Nanti bukan hanya monorel, tapi jadi pusat moda transportasi lain juga di situ seperti bus dan lain-lain. Itu tempatnya secara kajian teknis dinilai paling pas atau cocok," kata Heryawan.