REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Kejaksaan Tinggi (kejati) Lampung kembali mengatur strategi baru, untuk menangkap Satono, mantan bupati Lampung Timur yang buron sejak setahun lebih. Korps Adhyaksa ini tidak mau kecolongan lagi menangkap bupati yang jago dalang tersebut.
Kepala Kejati Lampung, Momock Bambang Samiarso, menanggapi biasa saja pertanyaan mengenai belum tertangkapnya terpidana 15 tahun kasus korupsi APBD senilai Rp 119 miliar hingga Rabu (2/10). "Saya tidak berani komentar (soal Satono, Red)," kata Momock.
Namun, Kajati yang belum genap sebulan menjabat ini, mengatakan ia tidak banyak komentar soal terpidana korupsi APBD yang juga mantan bupati dua periode tersebut karena takut bocor, sehingga petugas di lapangan kehilangan jejak lagi.
"Nanti bocor lagi," ungkap Momock yang menggantikan pejabat sebelumnya Ajimbar, yang kini menjabat Kepala Kejati Sumatra Selatan.
Momock mengungkapkan pihaknya tetap memprioritaskan penangkapan buronan tersebut. Ia mengatakan timnnya punya strategi sendiri untuk menangkap Satono.
Dalam mengetahui jejak Satono, ia berharap dukungan dan informasi dari masyarakat terkait keberadaan dalang terkenal di Lampung ini.
Sebelumnya, Kejari Bandar Lampung melakukan pencarian Satono fokus di Pulau Jawa, mengingat adanya informasi terakhir yang bersangkutan berada di situ.
Sebelumnya dikabarkan bahwa terpidana 15 tahun tersebut sedang belajar agama di pesantren Kabupaten Lampung Selatan, dan juga ada informasi lain bahwa Satono berada di Kabupaten Lampung Timur.