REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA – Sejumlah wartawan yang ingin menumpang shuttle bus menuju media centre KTT APEC, di BNDCC Nusa Dua, Kamis (3/10), tak dilayani awak bus. Kejadian itu, tentu membuat mereka gigit jari.
Tetapi penolakan sopir bukan tanpa alas an. Karena bus khusus pengangkut awak media itu, tidak bias dihentikan di tengah jalan. Sementara awak media menyetop bus di luar tempat yang ditentukan.
"Tidak bisa, tidak boleh berhenti pak sopir," kata Aiptu Pol I Ketut Sukata, dari Polda Bali.
Setiap shuttle bus, dikawal satu anggota polisi. Pada salah satu shuttle bus yang disiapkan PT Telkomsel itu, Sukata bertugas mengawalnya untuk mengangkut awak media pulang pergi dari terminal keberangkatan di Hotel Santika Siligita, menuju media centre di BNDCC kawasan BTDC.
Kebijakan memperketat penumpang yang ikut menumpang di shuttle bus mulai diberlakukan, Kamis. Kalau sebelumnya, kendaraan pengangkut bisa dihentikan di depan lobi hotel atau di jalan dekat hotel, kini wartawan harus melewati pintu pemeriksan sinar X dan pemeriksaan lengkap.
Pemeriksaan ketat di pintu sebelum naik ke bus itu memang memudahkan, karena saat masuk ke media centre tidak diperiksa lagi. Begitu turun dari bus, langsung bisa masuk ruang media centre, kendati di pintu masuk sejumlah petugas keamanan tetap berjaga-jaga.
Ketut Sukata menjelaskan, para wartawan yang hendak menuju media centre memang harus naik shuttle bus dari Siligita dan tidak boleh ada yang turun di tengah jalan. Begitu juga mereka yang hendak menumpang di luar tempat yang ditentukan tidak akan dilayani.
"Jadi initinya sebelum naikbus, mereka harus melewati pemeriksaan badandulu," katanya.
Sejumlah barang bawaan juga tidak boleh dibawa naik ke atas bus, mulai dari korek api, rokok, parfum yang menggunakan tekanan udara. Kalau ada yang kelupaan membawanya, harus merelakan untuk sementara ditinggalkan atau dititipkan di tempat pemeriksaan.
Wartawati sebuah media terbitan Bali, Dewi Umayati, yang menyetop shuttle bus di jalan, mengaku hanya coba-coba saja. Siapa tahu bus mau dihentikan, kan tidak perlu berjalan jauh ke terminal shuttle bus.
"Kalau nggak mau berhenti, ya nggak apa-apa, karena memang harus melewati pemeriksaan," katanya.
Mendekati pelaksanaan pertemuan puncak KTT APEC, penjagaan kawasan Nusa Dua memang semakin diperketat. Akibat peningkatan pengamanan itu pula, laju kendaraan di Nusa Dua jadi melambat dan kerap muncul kemacetan di beberap ruas jalan.
Mahasiswa Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung (STPB), Yaseer, yang dipekerjakan Telkomsel menjadi salah seorang pemandu dalam shuttle bus, menyebutkan, kian hari jalanan akan semakin macet. Sehingga waktu tempuh menuju media centre akan lebih lama.
"Walaupun setiap lima menit selalu ada shuttle bus yang berangkat menuju media centre, tapi hendaknya awak media menyiapkan waktu sekitar 30-40 menit untuk sampai ke BNDCC agar tidak ketinggalan acara," katanya. BNDCC-Santika Siligita hanya berjarak sekitar dua kilometer.