REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Liga Indonesia selalu operator kompetisi Indonesia Super League (ISL), rencananya bakal menurunkan kuota jumlah pemain asing yang boleh bermain. Alasannya banyaknya pemain asing di sepak bola nasional disinyalir bisa mematikan potensi pemain lokal.
Tak hanya itu pemain asing yang biasanya bergaji mahal terkadang membuat klub mengalami masalah finansial. Hal itu menjadi alasan PT Liga untuk membatasi jumlah pemain asing.
“Kenapa kuota diturunkan. Keinginannya ada dua, memberikan ruang bagi klub untuk mengeksplor pemain lokal dan mengerem efek psikologis klub,” ujar CEO PT Liga yang juga Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI, Joko Driyono, seperti dilansir situs Ligaindonesia.co.id
“Tanpa pemain asing pun sebetulnya tidak apa-apa. Tetapi klub memiliki efek psikologis harus punya pemain asing karena takut tidak bisa bersaing dengan klub yang punya pemain asing. Kepentingan finansial juga penting. Banyak klub yang bermasalah (finansial) dengan pemain asing,” tambah Joko.
Pada musim lalu, setiap klub yang berlaga di (ISL) diperbolehkan memiliki pemain asing maksimal lima orang. Tapi di musim depan setiap klub yang berlaga hanya boleh memiliki pemain asing maksimal tiga hingga empat orang.
Saat ini, PT Liga yang juga akan bertindak sebagai operator kompetisi musim depan tengah menggodok opsi 3 atau 3+1 (3 Bebas dan Satu Wajib dari Asia) untuk pemain asing.