Kamis 03 Oct 2013 23:45 WIB

Hanura: Keterpilihan Caleg Bukan Karena Uang

Rep: Ira Sasmita/ Red: Mansyur Faqih
Sekretaris Fraksi Partai Haura Saleh Husin
Sekretaris Fraksi Partai Haura Saleh Husin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Fraksi DPR Partai Hanura Saleh Husin mengatakan, integritas anggota DPR tak ditentukan berdasarkan latar belakang dan profesi. Saleh yang juga berlatar belakang sebagai pengusaha menilai integritas caleg tergantung pribadi masing-masing. Serta bagaimana yang bersangkutan bertanggung jawab kepada konsituen.

"Keterpilihan seseorang caleg tergantung pada seberapa sering ia berkomunikasi dengan konstituennya bukan karena uangnya. Banyak juga pada pemilu lalu yang punya banyak uang tapi tidak terpilih," kata anggota Komisi V DPR tersebut, Kamis (3/10).

DCT DPR 2014, terdiri dari 49,1 persen (3.241 orang) pengusaha, dengan profesi khusus seperti artis, advokat, akademisi, dan dokter. Dikhawatirkan, caleg dengan latar belakang pengusaha justru memanfaatkan kewenangannya untuk kepentingan bisnis.

Nyatanya, DPR periode sekarang berkali-kali diduga melakukan kongkalikong dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Bahkan terindikasi bermain proyek dan anggaran di DPR.

Namun yang paling ironis, 49 persen (3.212) dari total caleg merupakan kader nonparpol alias caleg cabutan. Sehingga sepak terjang mereka di DPR semakin diragukan, karena pemahaman tentang politik dan ideologi partai diperkirakan sangat minim.

"Jadi bisa dibayangkan nanti seperti apa.Ideologi partainya sendiri kami ragukan mereka mengerti, apa lagi cara memperjuangkan kepentinganrakyat di parlemen," ujar Koordinator Forum Masyarakat Peduli Parlemen (Formappi) Sebastian Salang.

Meski keterpilihan caleg-caleg tersebut tergantung rakyat, Sebastian menyatakan, pemilih juga memiliki kesulitan untuk menilai. Sebab, informasi tentang para caleg sangat terbatas. Meski di kanal KPU ditampilkan daftar riwayat hidup mereka, hanya informasi yang bersifat umum dan belum tersistemasi dengan baik.

Sosialisasi DCT dari KPU juga dinilai masih jauh dari kata maksimal. "Di sisi lain, partai politik juga terlihat sangat kedodoran dalam kaderisasi. Parpol masih mengandalkan tokoh di luar partai untuk mendulang suara," ujar Sebastian.

Dari tokoh ramai dibicarakan ini, siapa kamu jagokan sebagai calon gubernur DKI Jakarta 2024

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَحِلُّ لَكُمْ اَنْ تَرِثُوا النِّسَاۤءَ كَرْهًا ۗ وَلَا تَعْضُلُوْهُنَّ لِتَذْهَبُوْا بِبَعْضِ مَآ اٰتَيْتُمُوْهُنَّ اِلَّآ اَنْ يَّأْتِيْنَ بِفَاحِشَةٍ مُّبَيِّنَةٍ ۚ وَعَاشِرُوْهُنَّ بِالْمَعْرُوْفِ ۚ فَاِنْ كَرِهْتُمُوْهُنَّ فَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّيَجْعَلَ اللّٰهُ فِيْهِ خَيْرًا كَثِيْرًا
Wahai orang-orang beriman! Tidak halal bagi kamu mewarisi perempuan dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, kecuali apabila mereka melakukan perbuatan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka menurut cara yang patut. Jika kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan kebaikan yang banyak padanya.

(QS. An-Nisa' ayat 19)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement