Jumat 04 Oct 2013 11:01 WIB

Cerita Tiga Alumni FE UI Pada Serah Terima Jabatan Wakil Menteri Keuangan

Rep: Muhammad Iqbal/ Red: Nidia Zuraya
Kementerian Keuangan
Kementerian Keuangan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jabatan Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) II telah diserahkan dari Mahendra Siregar kepada Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro dalam sebuah prosesi yang berlangsung di Aula Djuanda, Gedung Djuanda I, Kementerian Keuangan, Kamis (3/10) sore. Prosesi ini disaksikan oleh Menteri Keuangan Chatib Basri. Namun, sebagaimana lepas sambut pejabat di institusi lainnya, selalu saja ada cerita-cerita yang tak pernah terungkap kepada publik. Demikian pula dengan tiga alumni Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FE UI) yang kini menjadi pejabat negara ini. 

Mahendra Siregar, yang kini diamanahi sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), mendapat giliran pertama untuk memberikan sambutan. Dalam sambutannya, Mahendra mengucapkan terima kasih atas kesempatan yang diperolehnya selama mengabdi di Kementerian Keuangan. Tercatat sejak 19 Oktober 2011 hingga 1 Oktober 2013, alumni FE UI angkatan 1981 ini menjabat sebagai Wamenkeu II, setelah sebelumnya menjadi Wakil Menteri Perdagangan.

"Bertugas di Kementerian Keuangan sangat luar biasa. Seluruh kompleksitas ada di sini apalagi dengan mengurus uang negara sekitar Rp 1.700 triliun dan 62 ribu pegawai. Institusi ini teramat penting dalam memberikan sumbangsih dan kontribusi bagi ketahanan fiskal, pengelolaan makro ekonomi dan stabilitas perekonomian secara keseluruhan," papar Mahendra. 

Menurut Mahendra, masih banyak hal yang harus dilanjutkan dan diselesaikan ke depan, tidak hanya oleh suksesornya, melainkan oleh seluruh elemen kementerian. Salah satu hal yang disebutnya adalah transformasi birokrasi yang sedang berada dalam tahap akhir. 

Setelah Mahendra, tiba gilirannya pejabat Wamenkeu yang baru, yakni Bambang Brodjonegoro memberikan sambutannya. Sambil berseloroh, Bambang mengaku berbicara setelah Mahendra adalah hal yang teramat sulit. Satu hal yang tak akan pernah dilupakan olehnya adalah gaya penyampaian pidato Mahendra saat itu layaknya seorang orator handal.

"Saya pernah jadi juniornya di kampus. Dulu saat kampanye pemilihan ketua senat, pidato Pak Mahendra sanggup meyakinkan pihak yang mendukung maupun yang menolak saat kampanye," ujar alumni FE UI angkatan 1985 ini.

Pembukaan dari Bambang sontak memancing gelak tawa hadirin yang hadir dalam acara tersebut. Sejurus kemudian, Bambang melanjutkan sambutannya dengan menyampaikan rasa terima kasih atas pekerjaan yang telah dilakukan oleh Mahendra.

Bambang, yang hingga kini masih merangkap jabatan sebagai Kepala Badan Kebijakan Fiskal, mengaku memperoleh banyak pengetahuan terkait sisi perpajakan, anggaran hingga internasional selama bekerja sama dengan Mahendra. Bambang bergabung dengan Kemenkeu pada Januari 2011 sebagai Pelaksana Tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF). Kala itu, dirinya diajak oleh Menteri Keuangan saat itu, Agus Martowardojo.

"Ketika di kampus, yang saya tahu ada Kemenko Perekonomian, Bappenas, keuangan dan sektoral. Tapi persisnya fungsi keuangan, saya masih belum clear," kata Bambang. Butuh waktu dua tahun sembilan bulan, buat Bambang untuk memahami pengetahuan yang diperoleh dan diajarkan olehnya selama di kampus. 

Setelah Bambang, giliran Chatib yang menyampaikan sambutan. Tanpa basa basi, Chatib membuka pidatonya dengan mengatakan neraca perdagangan Indonesia Agustus 2013 mengalami surplus 132 juta dolar AS  Sedangkan indeks harga konsumen mengalami deflasi 0,35 persen.  Dalam tiga hari terakhir, indeks harga saham gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah stabil. 

"Saya tidak tahu, apakah ini adalah bagian dari respon kepergian Pak Mahendra menjadi Kepala BKPM dan penetapan Pak Bambang sebagai Wamenkeu," ujar Chatib yang disambut gelak tawa hadirin.

Chatib merupakan alumni FE UI angkatan 1986. Ia bekerja sama dengan Mahendra selama empat bulan terakhir. Sebelumnya, Chatib adalah Kepala BKPM dalam Kabinet Indonesia Bersatu II. 

Menurut Chatib, Mahendra adalah sosok yang sangat bisa diandalkan. Salah satu bentuk apresiasi Chatib adalah keberhasilan menyelesaikan masalah dwelling time di Pelabuhan Tanjung Priok. Jika sebelumnya yard occupancy ratio berada di posisi 120 persen, kini turun hingga di kisaran 60 persen. "Di sini terlihat, bagaimana Pak Mahendra merespon dengan kebijakan cepat," ujarnya. 

Sementara untuk Bambang, memori Chatib tak lepas dari paket kebijakan yang dilansir pemerintah, atau kerap di sebut paket 'Agustus' dalam rangka stabilisasi perekonomian. "Saya buka di sini, paket itu sebetulnya kita siapkan kurang dari lima hari. Kita kerja siang dan malam. Semua pihak, khususnya BKF dan Pajak terlibat di sini. Jadi, ketika paket diumumkan 23 Agustus, 26 Agustus peraturan menteri keuangan sebagai tindak lanjutnya telah keluar," papar Chatib. 

Selain paket kebijakan, banyak memori yang terekam dari kerja samanya bersama Bambang.  Salah satunya adalah keahlian Bambang dalam statistik dan sejarah di bidang olahraga, khususnya bulu tangkis. Bahkan, menurut Chatib, mereka pernah berdebat panjang soal nama asli Rudi Hartono. 

Secara keseluruhan, Chatib menilai penunjukkan Mahendra sebagai Kepala BKPM dan Bambang sebagai Wamenkeu sangatlah tepat.  "I can not think of a better person," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement