REPUBLIKA.CO.ID, QUEBEC -- Aktivis perempuan Quebec mengingatkan umat Islam, khususnya Muslimah, agar berhati-hati terhadap kemungkinan serangan Islamofobia. Peringatan ini disampaikan setelah piagam 'sekular' Quebec diberlakukan.
"Ini mengejutkan, sejak perdebatan piagam 'sekular' mencuat, terjadi kenaikan intoleransi. Ini mendorong terjadinya kontribusi terhadap munculnya rasa takut dalam masyarakat, jadi sangat penting agar segera dihentikan," ungkap Valerie Letourneau, juru bicara Regoroupement des centrs de Femmes du Quebec, seperti dilansir The Globe and Mail, Jumat (4/10).
Pemerintah otonomi Quebec memberlakuan piagam 'sekular'yang isinya melarang penggunaan simbol-simbol agama dalam ruang publik, dan perkantoran. Aturan ini banyak dicerca lantaran tidak merepresentasikan semangat keberagaman Kanada. Menteri Utama Ontario, Kathleen Wynne bahkan menolak pemberlakuan piagam ini.
Semenjak itu, seperti yang laporkan aktivis perempuan Quebec, mulai terjadi insiden anti-Islam dan Muslim. Seorang penumpang bus Quebec-Montereal meneriakan "seharusnya kami tidak pernah membuka pintu untuk kalian. Kembalilah kalian ke negeri asal," kepada seorang perempuan berhijab.
"Saya kira, apa yang dilakukan mereka yang mendukung piagam ini seharusnya mengedepankan rasa hormat terhadap siapapun, termasuk Muslimah," kata Letourneau.
Menteri Utama Otonomi Quebec, Bernard Drainville, menilai insiden yang terjadi harus segera diusut. "Walau kami dengan komunitas Muslim tidak sepaham, kita harus menaruh rasa hormat dengan mereka," kata dia.
"Perdebatan biarlah berlangsung tapi tetap dengan suasana tenang dan mengedepankan rasa hormat."