REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI -- Menteri urusan Luar Negeri Libya, Mohamed Abdelaziz, Jumat (4/10), mengatakan pemerintah sementara di negerinya telah mulai menjabarkan penerapan strategi untuk melindungi misi diplomatik di Libya.
Pengumuman tersebut dikeluarkan dua hari setelah Kedutan Besar Rusia di Tripoli diserang oleh beberapa pria bersenjata, setelah terbunuhnya seorang perwira militer Libya oleh seorang perempuan Rusia yang telah ditangkap.
Abdelaziz mengunjungi Kedutaan Besar Rusia di Tripoli pada Rabu (2/10) malam dan meminta maaf atas peristiwa tersebut. Ia mengatakan, "Saya percaya peristiwa ini takkan mempengaruhi hubungan strategis yang bersejarah antara Libya dan Rusia."
Menurut laporan Xinhua yang dikutip Sabtu (5/10), Menteri Luar Negeri itu mengonfirmasi bahwa dua pemrotes tewas dan dua lagi cedera, setelah pasukan keamanan balas menembak mereka.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov telah menghubungi Pemerintah Libya untuk memastikan perlindungan Kedutaan Besar Rusia di Tripoli.