REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Malala Yousafzai, gadis Pakistan berusia 16 tahun yang pernah ditembak kelompok Taliban karena mengampanyekan sekolah untuk anak perempuan, menambah koleksi penghargaan yang dia terima pada Jumat (4/10).
Yousafzai menerima "RAW in WAR Anna Politkovskaya Award", penghargaan untuk mengenang wartawan investigasi Rusia yang ditembak mati tujuh tahun yang lalu. Yousafzai juga merupakan salah satu kandidat pemenang Nobel Perdamaian, yang akan diumumkan pada 11 Oktober mendatang.
Gadis berusia 16 tahun itu menerima penghargaan "RAW in WAR" di London dan dia berharap dapat "menjadi seorang pemberani seperti Politkovskaya dahulu." "Saya sangat mengagumi dedikasi Anna (Politkovskaya) pada kebenaran, pada kesetaraan, pada kemanusiaan," kata Yousafzai, seperti dilansir dari AFP, Sabtu (5/10).
Penghargaan tersebut diberikan oleh Nicholas Winton yang dikenal dengan nama "British Schindler". Pria yang kini berusia 104 tahun itu pada 1939 berhasil menyelamatkan lebih dari 600 anak-anak Yahudi dari Nazi di Cekoslowakia menjelang Perang Dunia II.
Selain menjadi favorit pemenang Nobel Perdamaian, Yousafzai juga dimasukkan sebagai salah satu kandidat penghargaan presitisius hak asasi manusia "Sakharov" dari Parlemen Eropa. Yousafzai sebelumnya dibawa ke Birmingham, Inggris, setelah ditembak oleh Taliban. Di kota tersebut, para dokter bedah harus mereka ulang tulang tengkoraknya. Dia juga bersekolah di Birmingham, kota yang banyak dihuni oleh keturunan Pakistan.
Buku otobiografinya, "I am Malala" telah diterbitkan di Inggris dan Amerika Serikat pada Kamis, menjelang satu tahun peristiwa penembakan dirinya saat berada di bus sekolah.
"RAW in WAR" diberikan kepada perempuan yang memperjuangkan hak asasi manusia. Pemenang tahun lalu adalah Marie Colvin, wartawan surat kabar The Sunday Times yang terbunuh saat bertugas di Suriah.