Sabtu 05 Oct 2013 09:21 WIB

13 Kecamatan di Langkat Rawan Bencana

Red: Dewi Mardiani
Rumah yang porak poranda diterjang angin puting beliung.  (ilustrasi)
Foto: Antara/Anis Efizudin
Rumah yang porak poranda diterjang angin puting beliung. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LANGKAT -- Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Langkat, Sumatra Utara, menyebutkan ada 13 kecamatan yang merupakan daerah rawan bencana baik itu puting beliung, banjir, tanah longsor, maupun kebakaran pemukiman.

"Ke 13 kecamatan yang merupakan daerah rawan bencana di Kabupaten Langkat itu berdasarkan pemetaan yang dilakukan oleh BPBD langkat," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten (BPBD) Langkat Agussalim di Stabat, Sabtu (5/10).

Disebutkan bahwa kecamatan rawan bencana tersebut terdiri dari Stabat, Pangkalan Susu, Bahorok, Hinai, Besitang, Sei Bingei, Kuala, Wampu, Gebang, Babalan, Tanjungpura, Sawit Seberang dan kecamatan Binjai. "Kawasan tersebut sangat rawan bencana puting beliung, tanah longsor, banjir, maupun kebakaran pemukiman yang terus menjadi perhatian instansinya," ungkap Agussalim.

Untuk itulahlah, pihaknya terus memberikan informasi luas kepada warga dikawasan itu untuk selalu berhati-hati dan mengantisipasi bila terjadi bencana melaporkan segera ke instansinya, untuk dilakukan upaya penangulangan. Agussalim juga mengungkapkan bahwa tren terbaru bencana yang terjadi di Langkat ini adalah angin puting beliung. "Kalau sekarang trennya berubah dari rawan banjir dan tanah longsor ke angin puting beliung," ujarnya.

Agussalim juga mengungkapkan bahwa berdasarkan data yang ada sekarang ini hingga September sudah ada 114 rumah warga yang terkena angin puting beliung di 13 kecamatan tersebut. Mengenai bantuan yang disalurkan oleh BPBD kepada para korban berupa seng, kayu broti, tepas, termasuk juga paket sandang, family kit, peralatan dapur, dan tikar. "Kami sudah mnyaluran bantuan sebanyak 63 paket bagi para korban bencana di 13 kecamatan," katanya.

Tidak hanya itu saja, rehabilitasi sarana dan prasarana vital dalam kondisi tanggap darurat juga dilakukan seperti pembangunan jembatan, ujarnya. "Sudah ada tiga jembatan yang dibangun untuk tanggap darurat yaitu dua unit di Kecamatan Sei Bingei dan satu unit di Kecamatan Tanjungpura," ungkap Agussalim.

Agussalim juga sangat berharap partisipasi aktif warga masyarakat di daerah rawan bencana untuk menginformasikan bila sewaktu-waktu bencana terjadi ke instansinya. BPBD juga berharap agar para kepala wlayah kecamatan selalu siaga guna mengantisipasi terjadinya bencaa di wilayahnya masing-masing.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement