REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS), Jumat (4/10), mengulang seruannya kepada para pengunjuk rasa Mesir untuk tidak memicu aksi kekerasan di jalan-jalan Kairo, seraya memantau bentrokan baru di Mesir.
"Washington merasa terganggu oleh laporan terjadinya bentrokan kecil di Kairo," kata wakil juru bicara Departemen Luar Negeri Marie Harf, seperti dilansir dari AFP, Ahad (6/10).
"Kami mengutuk semua tindakan kekerasan serta provokasi untuk melakukan aksi kekerasan. Kami telah juga mengatakan jika pemerintah Mesir memiliki tanggung jawab untuk melindungi semua rakyat Mesir dan menciptakan suasana yang mendukung proses transisi politik yang damai, inklusif dan memiliki partisipasi maksimal," katanya.
Seorang pejabat kesehatan Mesir mengatakan bahwa empat orang tewas di Kairo dan 40 terluka dalam bentrokan Jumat antara pendukung Presiden Mohamed Mursi yang digulingkan dan pasukan keamanan pemerintah. Tapi Harf juga bersikeras agar para demonstran harus memastikan bahwa jika aksi unjuk rasa berlangsung damai.
"Para pengunjuk rasa juga memiliki tanggung jawab untuk melakukan aksi unjuk rasa secara damai, untuk tidak memicu terjadinya aksi kekerasan, serta juga tidak melakukan aksi kekerasan," kata Harf.
Dia kemudian mengulang kembali seruan kepada pihak oposisi untuk mengambil bagian dalam pembicaraan politik dengan pemerintah sementara yang dipimpin militer yang bertujuan untuk memulihkan demokrasi. "Meskipun itu sangat sulit setelah apa yang kita lalui dalam beberapa bulan terakhir, mereka memiliki tanggung jawab untuk menjadi bagian dari proses, itulah yang terbaik bagi rakyat Mesir."