Selasa 08 Oct 2013 01:11 WIB

Bertanya pada Aquino, Wartawan Hong Kong 'Ditendang'

Benigno Aquino III
Foto: Daylife
Benigno Aquino III

REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA---Dituding tidak etis, izin beberapa wartawan Hong Kong untuk meliput di KTT APEC 2013 ditarik. Ini karena mereka meneriakkan pertanyaan kepada Pemimpin Filipina, dan menegaskan bahwa mereka menjadi ancaman keamanan.

Meskipun terjadi protes oleh kelompok wartawan utama Hong Kong, juru bicara Presiden Benigno Aquino mengatakan bahwa para wartawan tersebut "melewati batas" dengan bertanya secara agresif tentang pengepungan sandera di Manila yang menewaskan delapan warga Hong Kong pada 2010.

"Kami dianggap tindakan seperti itu tidak pantas bagi media, karena mereka tidak berbicara dengan normal tetapi mereka sangat demonstratif, seperti mereka sedang memprotes," kata pejabat Kementerian Komunikasi dan Informatika Gatot Dewa Broto yang bertanggung jawab di media center APEC Bali. "Jadi, kami melakukan ini karena masalah keamanan," katanya, yang menambahkan bahwa lencana pers empat wartawan Hong Kong tersebut telah dinonaktifkan.

Menurutnya, mereka bebas untuk tetap berada di Bali, tapi tidak bisa lagi mengakses media center atau tempat yang digunakan untuk pertemuan puncak forum Kerja sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC). Media Hong Kong mengatakan sedikitnya sembilan orang, termasuk wartawan dan teknisi, terkena dampak dari Now TV, dan radio komersil RTHK.

Ketika Aquino memasuki pertemuan para pemimpin bisnis APEC, Minggu, para wartawan menuntut untuk mengetahui apakah dia akan bertemu Pemimpin Hong Kong Leung Chun-ying di Bali dan meminta maaf kepada keluarga korban krisis penyanderaan.

Tayangan Now televisi memperlihatkan wartawan berteriak "Anda mengabaikan orang-orang Hong Kong, kan?" dan "Apakah Anda bertemu CY Leung" mereka mencoba mengajukan mikrofon mereka kepada rombongan Aquino. Aquino tidak menjawab pertanyaan, dan staf APEC kemudian turun tangan untuk menegur wartawan dengan menuduh wartawan tersebut "menyergap salah satu pengunjung kami", Now TV menunjukkan. 

Sham Yee-lan, ketua Asosiasi Wartawan Hong Kong mengatakan pemerintah Aquino "belum memberikan penjelasan yang memuaskan" mengapa delapan warga Hong Kong meninggal dalam penyelamatan polisi dan menambahkan bahwa para wartawan di Bali hanya melaksanakan tugas mereka.

"Membatasi media untuk menanyakan pertanyaan-pertanyaan kritis adalah pelanggaran langsung dari kebebasan pers yang benar-benar tidak dapat diterima," katanya dalam sebuah pernyataan. Namun, juru bicara Aquino Ricky Carandang mengatakan wartawan tersebut melewati batas etis.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement