Senin 07 Oct 2013 13:02 WIB

Republik Tatarstan Tertarik Pelajari Perbankan Syariah

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Nidia Zuraya
 Seorang muslimah berjalan di sepanjang jalan dekat masjid dan toko yang menjual literatur Muslim di sudut kota Kazan, ibukota Tatarstan Rusia. (Roman Kruchinin/Reuters)
Seorang muslimah berjalan di sepanjang jalan dekat masjid dan toko yang menjual literatur Muslim di sudut kota Kazan, ibukota Tatarstan Rusia. (Roman Kruchinin/Reuters)

REPUBLIKA.CO.ID, KAZAN – Republik Tatarstan, Rusia, sangat tertarik memasukkan perbankan syariah dalam sistem keuangan mereka. Republik Tatarstan pun ingin mempelajari sistem perbankan syariah tersebut  dari Malaysia.

Duta Besar Malaysia untuk Rusia, Datuk Zainol Abidin Omar mengatakan rencana tersebut sedang dibahas di tingkat pemerintah federal yang memegang kontrol keuangan dan moneter dan berada di bawah Pemerintah Federal Rusia. Dia menyebut Kedutaan Besar Malaysia bersama-sama dengan instansi terkait akan membantu Pemerintah Tatarstan menerapkan sistem perbankan syariah di wilayahnya. 

Tatarstan juga tertarik dengan keberhasilan Malaysia dalam penerbitan sukuk, terutama untuk proyek-proyek di sektor konstruksi. Ini  akan menjadi kesempatan bagi Tatarstan dan Malaysia  untuk bertukar pengalaman berkaitan dengan penggalangan dana melalui sukuk. Seperti diketahui, Malaysia adalah pemain terbesar dalam pasar sukuk.

“Kami sedang intensif membahas hal itu. Kalau ini berhasil, kita akan dapat melihat pelaksanaan perbankan syariah di Tatarstan. Bukan perubahan total dari perbankan konvensional ke syariah, tapi nanti masyarakat dapat memilih akan bertansaksi secara syariah atau konvensional,” kata Zainol seperti dikutip Business Times, baru-baru ini.

Dia berujar pembicaraan serius sedang dilakukan secara internal Pemerintah Federal Rusia untuk memutuskan sejauh mana sistem perbankan syariah yang akan digunakan. Tatarstan merupakan salah-satu wilayah Rusia yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Saat ini ada sekitar 3,8 juta penduduk Muslim di Tatarstan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement