REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) mencatat jumlah cadangan devisa negara per September 2013 meningkat 2,9 persen menjadi 95,7 miliar dolar AS. Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan 5,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
"Kalau hanya dibandingkan dengan impor, posisi cadangan devisa tersebut setara 5,4 bulan impor," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Difi A Johansyah, Senin (7/10).
Kenaikan jumlah cadangan devisa tersebut tidak lepas dari langkah bauran kebijakan BI untuk menjaga nilai tukar rupiah dan koordinasi kebijakan dengan pemerintah dalam rangka menurunkan defisit transaksi berjalan.
Keyakinan pasar valuta asing domestik kian kuat dengan penawaran dan permintaan valas yang semakin aktif dan berimbang dalam membentuk pergerakan nilai tukar rupiah.
Selain itu, kenaikan cadangan devisa juga didukung oleh langkah pemerintah yang menerbitkan obligasi syariah dalam valuta asing. Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) ini diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian Keuangan dengan target 1,5 miliar dolar AS.
"Penerbitan sukuk sebagai salah satu sumber pendanaan," kata Difi.