Senin 07 Oct 2013 20:39 WIB

Yudi Ungkap Dugaan Peran Tamsil Linrung di Proyek Kementan

Rep: Irfan Fitrat/ Red: Dewi Mardiani
pengadilan tipikor
Foto: antara
pengadilan tipikor

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Direktur PT Cipta Inti Parmindo (CIP) dan PT Cipta Terang Abadi (CTA), Yudi Setiawan, mengungkap informasi mengenai dugaan keterlibatan Tamsil Linrung terkait proyek di Kementerian Pertanian (Kementan). Ia mendapatkan informasi itu dari pegawainya, Elda Devianne Adiningrat dan Denni Pramudia Adiningrat.

Yudi mengatakan, Denni mempunyai perusahaan yang mengikuti proyek pengadaan bibit kopi di Kementan. Berdasarkan informasi, menurut dia, proyek itu diberikan oleh Tamsil Linrung. "Sepengetahuan saya, yang Denni itu diberikan Tamsil Linrung. Orang PKS juga," kata dia, saat bersaksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Senin (7/10).

Yudi mendapatkan informasi Tamsil bergerak di bidang anggaran. Berdasarkan keterangan dari Elda, menurut Yudi, ada kewajiban yang harus dibayar terkait proyek kopi itu apabila sudah selesai dikerjakan. "Ada komitmen 5-6 persen apabila selesai ke Tamsil," kata dia.

Namun, saat pelaksanaan proyek kopi itu, Yudi mendapatkan informasi lain. Ia saat itu sudah berkenalan dengan Ahmad Fathanah. Yudi juga membicarakan masalah proyek di Kementan dengan Fathanah. "Ternyata ini (proyek) bukan punya Tamsil. Hajar saja. Itu menurut Fathanah," kata dia.

Untuk pengurusan proyek, Yudi mengatakan, memang berhubungan intensif dengan Fathanah. Ia juga sempat membicarakannya dengan Luthfi Hasan Ishaaq, yang saat itu masih menjabat sebagai Presiden PKS. "Sebelumnya disampaikan akan dikoordinasikan dengan Anis Matta (saat itu Sekjen PKS)," kata dia.

Yudi juga mengaku pernah membahas pengumpulan dana Rp 2 triliun untuk kepentingan Pemilu 2014 PKS. Dana itu, ia katakan, rencananya akan bersumber dari tiga kementerian yang dipimpin kader PKS, yaitu Kementan, Kementerian Sosial, dan Kementerian Komunikasi dan Informasi. Menurut Yudi, usulan itu datang dari Fathanah dan juga disampaikan ke Luthfi. Dalam pertemuan juga disepakati Yudi harus mengeluarkan biaya untuk mengijon proyek.

Untuk mengurus proyek dan mengumpulkan dana Rp 2 triliun itu, Yudi mengatakan, membutukan dukungan dari orang DPR. Terutama untuk masalah anggaran. Yudi pun percaya ketika dia berhubungan dengan Luthfi. Karena itu juga dia berani menggelontorkan dana untuk mengijon proyek-proyek yang ada. "Kalau tidak ada jaminan Pak Luthfi, tidak akan. Karena yang akan mengkomunikasikan dengan Anis Matta itu Luthfi," kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement