REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI-- China pada Senin (7/10) menyatakan Amerika Serikat, Australia dan Jepang tidak boleh menggunakan pengaruh persekutuannya sebagai alasan mencampuri sengketa wilayah di Laut China Timur dan Laut China Selatan.
China juga mendesak tiga negara tersebut menahan diri dari tindakan yang dapat memperparah ketegangan kawasan tersebut.
Pada Jumat, Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop, Menteri Luar Negeri Jepang Fumio Kishida dan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry mengangkat persoalan sengketa laut itu dalam pembicaraan tripihak di Bali.
Hubungan China dengan Jepang, negara dengan ekonomi kedua dan ketiga terbesar di dunia, mengalami ketegangan dan memburuk dalam beberapa tahun belakangan. Sengketa saling klaim atas kepulauan kecil di Laut China Selatan, yang dinamai Senkaku oleh Tokyo dan Diaoyu oleh Beijing kerap mewarnai pernyataan diplomatik keduanya.
Jepang tak sendirian. Vietnam, Filipina, Taiwan, Malaysia, China dan Brunei Darussalam sejak lama terlibat dalam sengketa wilayah di rantai pulau yang diperkirakan mempunyai kandungan besar minyak dan gas.
Dalam sebuah pernyataan bersama, Amerika Serikat, Jepang dan Australia mengatakan bahwa mereka tidak setuju dengan "tindakan kekerasan dan sepihak" yang dapat mengubah keadaan status quo di Laut China Selatan.
Selain itu, tiga negara juga mendesak pihak-pihak yang mengklaim wilayah tertentu di Laut China Selatan untuk menahan diri dari tindakan yang dapat mendestabilisasi wilayah.
"Tindakan intervensi hanya akan memperumit persoalan dan merugikan kepentingan masing-masing pihak," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chungying pada Senin.