Senin 07 Oct 2013 21:28 WIB

Cegah Penyusup, Turki Bangun Tembok di Perbatasan Suriah

Militer Turki menggelar latihan dekat perbatasan Suriah.
Foto: AFP
Militer Turki menggelar latihan dekat perbatasan Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA--Turki membangun tembok setinggi dua meter di perbatasan dengan Suriah. Tembok itu untuk menghentikan pendatang gelap dan mencegah penyelundupan, kata pejabat di Ankara pada Senin (7/10).

Pekerja bangunan memulai penggalian untuk fondasi di Nusaybin, kecamatan perbatasan 10 kilometer dari kota Qamishli, Suriah. Di kota tersebut, suku Kurdi, gerilyawan dan beberapa suku Arab sering bentrok.

"Kami tidak menemui persoalan keamanan di Nusaybin sampai saat ini. Namun wilayah tersebut merupakan tempat yang sangat mudah bagi pendatang gelap untuk menyeberang secara ilegal," kata seorang pejabat pemerintah di Ankara yang meminta identitasnya untuk tidak disebutkan.

Tembok tersebut hanya akan dibangun di beberapa tempat di perbatasan yang memanjang sampai 900 kilo meter. Kebijakan tersebut dinilai merupakan refleksi kekhawatiran Ankara terhadap meluasnya konflik di bagian utara Suriah.

Seorang pejabat daerah di Nusaybin membenarkan pekerjaan pembangunan tembok. Hanya saja dia tidak memberikan detail mengenai seberapa panjang tembok itu. Saat ini terdapat kabar bahwa di bagian perbatasan lain akan dibangun tembok sepanjang 2,5 kilometer.

Turki, yang menjadi pelarian bagi seperempat dari total dua juta pengungsi Suriah, adalah salah satu negara yang mengecam keras Presiden Bashar al Assad dan mendukung pemberontak yang hendak menjatuhkan rezim status quo.

Keamanan perbatasan

Di sisi lain, Turki juga berjanji untuk tetap membuka perbatasan bagi para pengungsi, meskipun dalam waktu-waktu tertentu ditutup karena lokasi bentrokan yang terjadi terlalu dekat dengan perbatasan.

Pengungsi, penyelundup, dan gerilyawan  berulang kali mampu menyeberangi perbatasan di wilayah terpencil dan membuat Turki harus menghadapi tantangan keamanan yang besar.

Pada bulan lau, gerilyawan dan pemberontak yang berafiliasi dengan Alqaida bentrok dengan suku Kurdi di kota Atma yang berbatasan dengan provinsi Hatay, Turki (beberapa ratus kilo meter sebelah barat Nusaybin).

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement