REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Penyebab terjadinya kasus perdagangan manusia (human trafficking) tidak lagi didominasi masalah kemiskinan. Pasalnya, saat ini telah beralih pada masalah gaya hidup hedonisme.
"Dari pantauan, latar belakang korban tidak semuanya miskin," ujar Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Sukabumi, Elis Nurbaeti kepada wartawan.
Sebagian korban berasal dari kalangan yang berkecukupan. Hal ini, kata Elis, dipengaruhi karena masalah gaya hidup.
Oleh karena itu, ke depan, upaya penanganan harus menekankan pada unsur penguatan karakter anak. Elis menerangkan, pendidikan karakter harus diberikan kepada anak-anak di sekolah.
Selain karakter, pendidikan agama juga harus lebih diperkuat.
Menurut Elis, kasus Human trafficking sepanjang 2013 mencapai sebanyak 29 kasus. Jumlah ini dikhawatirkan terus bertambah hingga akhir tahun nanti.