REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengusulkan formasi yang terdiri dari 100 anggota untuk mengawasi dan menghancurkan persediaan senjata kimia Suriah.
Ban mengatakan, inspektur senjata kimia internasional dan staf pendukung bekerja dalam lingkungan berbahaya. Misi akan dilakukan dalam tiga tahap dan berakhir pada 30 Juni 2014.
Misi bersama antara PBB dan Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) akan melakukan operasi yang cukup sederhana, tetapi belum pernah dicoba sebelumnya.
Ban mengatakan tim yang terdiri dari 19 orang OPCW dan 16 inspektur PBB telah dikiirm ke Suriah sebagai bagian dari tim ahli. Akan tetapi, seluruh misi bisa mencapai 100 orang dan akan berbasis di Siprus.
Misi bersama akan menghancurkan senjata kimia milik rezim Presiden Bashar al-Assad sampai pertengahan 2014. Hal itu merupakan bagian dari resolusi dewan keamanan PBB pada 27 September lalu.
Dalam laporan Al-Jazeera, Selasa (8/10), Ban mengatakan misi akan dilakukan dalam tiga tahap. Dua tahap pertama akan dilakukan sampai 1 November. Misi tersebut termasuk inspeksi dan mengawasi penghancuran semua senjata kimia serta peralatan Suriah.
Tahap ketiga akan dilakukan 1 November sampai 30 Juni 2014. Misi tersebut akan mendukung, memonitor, dan memverifikasi penghancuran program senjata kimia. Suriah diperkirakan memiliki 1.000 ton zat untuk senjata kimia.