REPUBLIKA.CO.ID, BAMAKO -- Kelompok militan menyerang kota Gao, Mali utara, dengan tembakan artileri pada Senin. Itu merupakan serangan pertama terhadap bekas benteng gerilyawan tersebut dalam beberapa bulan ini.
Gao adalah kota pertama yang dibebaskan dari pendudukan militan oleh pasukan intervensi pimpinan Prancis yang mengusir gerilyawan terkait Alqaidah dari Mali utara sebelumnya tahun ini.
"Pagi ini mulai sekitar pukul 06.30 (pukul 13.30 WIB), empat ledakan terjadi di kota itu. Satu prajurit Mali cedera dan sebuah rumah rusak," kata Idrissa Cisse, seorang pejabat pemerintah kota Gao, kepada Reuters.
Cisse dan penduduk Gao mengatakan militan menembakkan bom-bom mortir dari luar kota itu. Namun, seorang pejabat militer menyatakan bahwa ledakan berasal dari roket.
"Militan menembakkan roket-roket ke kota itu. Mereka masih berada di kawasan tersebut," katanya.
Sejumlah helikopter Prancis berpatroli di atas kota Gao pada pagi hari. Penduduk mengatakan bahwa keadaan telah tenang kembali di kota itu.
Presiden baru Mali, Ibrahim Boubacar Keita, yang terpilih pada Agustus telah berjanji keamanan menjadi prioritas utamanya ketika negara itu memerangi sisa-sisa militan yang menduduki wilayah utara selama lebih dari sembilan bulan.