REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Warga diimbau waspada dengan mulai beralihnya musim kemarau ke musim hujan. Selain hujan, peralihan ini akan disertai angin kencang dan petir dengan intensitas cukup banyak.
Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I Dramaga Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Nuryadi, Rabu (9/10), mengatakan peralihan musim kemarau ke musim hujan sebenarnya sudah terjadi sejak akhir September. Memasuki Oktober, hujan disertai angin kencang dan petir akan semakin banyak terjadi.
''Yang terjadi saat ini murni akibat masa peralihan. Warga Bogor harus lebih waspada. Khusus Bogor bagian barat, warga juga perlu berjaga-jaga mengingat kemiringan daerah yang curam sehingga rawan longsor,'' jelasnya.
Hujan deras disertai angin kencang yang terjadi Selasa (8/10) menumbangkan sejumlah pohon, merusak sejumlah rumah, dan menelan korban jiwa.
Muhammad Nuh (19 tahun) dan Nurwida (15 tahun) tertimpa pohon di dekat gerbang masuk kompleks Bakosurtanal dan LIPI Cibinong, Kabupaten Bogor. Kepala seksi logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, Budi Aksomo, mengatakan keduanya sedang berteduh di lokasi. Muhammad Nuh tewas, sementara Nurwida masih dalam perawatan. Mereka dilarikan ke rumah sakit umum daerah (RSUD) Cibinong.
Selain itu, 10 rumah juga rusak akibat angin kencang di Kampung Pari Laja RT 03 RW 06 Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor. Di wilayah Kota Bogor, sebuah pohon tumbang di RT 04 RW 08 Kelurahan Cibuluh, Kecamatan Bogor Utara. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu, hanya akses warga terhambat pohon tumbang di jalan.
Komandam Markas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Damkar PB) Kota Bogor, E Sutardi, mengatakan pembersihan pohon dari jalan tidak bisa dilakukan sekaligus mengingat medan yang curam dan kurang penerangan. Penebangan runtuhan pohon dilanjutkan Rabu (9/10) pagi.
Di RT 03 RW 03 Kelurahan Cibuluh Kecamatan Bogor Utara, 30 rumah rusak akibat angin kencang. Mayoritas rumah rusak di bagian atap. Tidak ada korban dalam musibah itu.