Rabu 09 Oct 2013 14:37 WIB

Bertemu di Brunei, ASEAN Bahas Perdagangan Bebas

Rep: Nur Aini/ Red: Mansyur Faqih
ASEAN
ASEAN

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR SRI BEGAWAN -- Pemimpin negara Asia Tenggara yang tergabung dalam ASEAN bertemu di Brunei untuk membahas sengketa wilayah dan perdagangan bebas. Keberadaan Cina diharapkan mengambil peran penting setelah Presiden AS Barack Obama membatalkan kehadirannya. 

Para pemimpin ASEAN bertemu sebelum meneruskan pembicaraan dengan delapan negara. Termasuk Cina, Jepang, Korea Selatan, dan India dalam pertemuan tertutup selama dua hari. Mereka akan membahas isu ketegangan batas maritim dan membuat momentum baru untuk inisiatif perdagangan bebas. 

Obama terpaksa membatalkan pertemuan dengan negara ASEAN, termasuk pertemuan APEC yang sebelumnya digelar di Bali. Dia membatalkan perjalanan karena masalah anggaran dalam negeri yang membuat sebagian layanan pemerintahan ditutup. 

Ketidakhadiran AS membuat Cina bisa menjadi sorotan. Al-jazeera, Rabu (9/10), melaporkan ASEAN ingin membuat sebuah komunitas seperti Uni Eropa pada akhir 2012. Yaitu ketika ada aliran perdagangan bebas untuk barang, jasa, dan investasi. 

Cina berencana mendirikan sebuah bank investasi di Asia untuk membantu proyek infrastruktur. Di sisi lain, perebutan wilayah di Laut Cina Selatan menjadi agenda yang akan diselesaikan dalam pertemuan. 

Cina dan Taiwan mengklain perairan yang kaya sumber daya tersebut. Sementara, anggota ASEAN seperti Brunei, Malaysia, Filipina, dan Vietnam mengklaim beberapa bagian wilayah. 

Pejabat AS mengatakan resolusi konflik yang damai dan kebebasan navigasi di perairan yang diperebutkan sebagai kepentingan nasional. Tetapi, Cina memperingatkan AS harus tetap berada di luar sengketa Asia. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement