REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Salah satu pengungsi Rohingya, Myanmar, Waliya Ahmad (40 tahun), mengaku, rombongannya telah tiga bulan berada di Indonesia. Alasan pengungsi ini memilih Indonesia karena penduduknya mayoritas muslim.
"Di negara kami, nama Indonesia sudah dikenal dengan jumlah muslim terbanyak. Penduduk Myanmar segan bila mendengar pengungsi Rohingnya tinggal di Indonesia," ujarnya dengan bahasa Indonesia terbatas, Rabu (9/10).
Dia menuturkan, selama tiga bulan ini rombongannya selalu berpindah-pindah. Dengan berbekal dokumen dari UNHCR, rombongan ini nekat akan menyebrang mencari suaka ke Australia.
Waliya menceritakan, rombongannya ini nekad keluar dari Myanmar melalui jalur laut ke Malaysia. Kemudian ke Medan. Dari Medan, rombongan bertolak ke Jakarta. Tak lama di Jakarta, kemudian beralih ke Bogor. Dari Bogor rombonganya, melanjutkan perjalanan ke Purwakarta dengan menggunakan jasa angkutan travel.
Selama tingga di Indonesia, Waliya merasa nyaman. Berbeda ketika masih tinggal di kampung halamannya. Sebab, muslim Rohingya yang minoritas kerap kali menerima aniaya dari militer dan penguasa Myanmar. "Bahkan, istri saya sampai meninggal dunia ditembak oleh kafir-kafir disana," ujarnya dengan mata menerawang.