Rabu 09 Oct 2013 18:09 WIB

Atut Dicekal, Ratusan Pendekar Banten 'Turun Gunung'

Rep: Mas Alamil Huda/ Red: Karta Raharja Ucu
Ratu Atut Chosiyah
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Ratu Atut Chosiyah

REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Ratusan pendekar dari keluarga besar pendekar Tjimande Tari Kolot Kebon Djeruk Hilir (TTKKDH), 'turun gunung' agar Banten tetap kondusif.

Diyakini, turun gunungnya ratusan pendekar itu menyusul tersandungnya Tubagus Chaeri Wardhana alias Wawan, adik Gubernur Banten, Ratu Atut Chosiyah, dalam kasus suap Ketua MK nonaktif, Akil  Mochtar.

Ratusan pendekar itu berziarah bersama ke makam Sultan Maulana Yusuf di Desa Kasunyatan, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Banten. Mereka juga berziarah ke makam Tubagus Chasan Sochib, ayah Atut dan Wawan.

Namun, mereka menolak ziarah kubur tersebut dikaitkan dengan kasus hukum yang sedang membelit Wawan. "Tidak ada kaitannya dengan kasus yang sedang dihadapi Wawan atau Ratu Atut Chosiyah. Kita bersilaturahmi kepada orang tua kita yang sudah tiada. Saya minta masalah ini jangan dikaitkan dengan masalah hukum yang sedang berjalan,” kata Ketua Pendekar Banten, Lulu Kaking, kepada wartawan.

Tanudjiwa juga mengimbau kepada LSM atau mahasiswa yang menggelar demonstrasi tidak anarkis. Sebab, menurutnya, yang rugi adalah kembali ke masyarakat Banten sendiri. “Jangan sampai ada satu pot bunga pun yang pecah,” katanya.

Ia juga menyerahkan proses hukum Wawan dan Atut kepada KPK. Sebab menurutnya, kasus yang membelit kakak beradik itu sudah menjadi risiko pejabat publik.

Yang terpenting adalah masyarakat tidak risau dan keadaan tetap kondusif. “Hadapi dengan tegar dan berani. Dan laksanakan pemerintahan seperti biasa. Jangan sampai ada kekosongan,” tuturnya mengakhiri.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement