REPUBLIKA.CO.ID, PARIS--Pemerintah Turki berencana membantu Prancis mendirikan sekolah khusus imam di Strasborough. Bantuan ini dimaksudkan guna meningkatkan kualitas sekaligus menarik para pemuda yang berniat menjadi imam.
"Sekolah ini akan menjadi standar Prancis dan Eropa," ungkap Saban Kiper, anggota dewan kota Strasborough, seperti dilansir ANSA, Rabu (9/10).
Kiper mengungkap sekolah ini akan mengadopsi sistem kurikulum sekolah teologi Islam yang sudah ada. Bahasa pengantar yang digunakan bahasa Arab. Durasi pendidikan yang ditetapkan sekitar lima tahun. Di luar pendidikan reguler, kampus ini juga akan menyelenggarakan program studi agama untuk umum enam jam setiap pekannya.
"Saat ini, kampus tersebut masih dalam taraf pembangunan. Beberapa bangunan sudah jadi, namun ada fasilitan pendukung yang mengalami renovasi," kata dia.
Jika selesai, kampus ini akan menjadi kampus ketiga, yang dikhususkan untuk para imam. Sebelumnya hanya dua institusi pendidikan yang mendidik para imam, yakni sekolah imam yang dikelola Masjid Agung Paris dan Uni Organisasi Islam Prancis (UOIF).
Kebutuhan akan imam menjadi permasalahan yang dihadapi komunitas Muslim Prancis. Sebagian besar imam berasal dari kalangan imigran, dengan standar pendidikan yang perlu mengalami perbaikan kualitas, utamanya menyangkut isu-isu keagamaan di Eropa.
Selain masalah kualitas, taraf kesejahteraan para imam juga masih "menggantung". Ini karena, kesejahteraan para imam tergantung pada sumbangan jamaah. "Inilah masalah lainnya," ungkap Sosiolog, Romain Seze
Masalah kesejahteraan ini yang membuat regenerasi imam menjadi mandek. Para pemuda Muslim berpikir ulang untuk menjadi imam.