Kamis 10 Oct 2013 13:50 WIB

Baru Dioperasikan, PLTU Pelabuhan Ratu Sudah Alami Kerusakan

Petugas PLTU memeriksa kondisi pembangkit listrik.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Petugas PLTU memeriksa kondisi pembangkit listrik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PLTU Pelabuhan Ratu, Jabar yang baru saja dioperasikan PT PLN (Persero) mengalami kerusakan menyusul terbakarnya satu trafo di Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) 500 kV Cibinong pada Rabu (9/10) malam. Manajer Senior Komunikasi Korporat PLN Bambang Dwiyanto di Jakarta, Kamis (10/10) mengatakan, perbaikan kerusakan pembangkit itu diperkirakan berlangsung dalam beberapa hari. "Sebagian pelanggan akan terkena pemadaman akibat kejadian ini," katanya.

PLTU Pelabuhan Ratu masuk program percepatan pembangunan pembangkit berkapasitas 10 ribu megawatt (MW) tahap pertama. Pembangkit yang rusak merupakan unit satu berkapasitas 350 MW dan baru saja beroperasi September setelah mundur lima bulan dari rencana April 2013.

PLTU Pelabuhan Ratu dibangun konsorsium kontraktor Cina, Shanghai Electric Group dan PT Maxima Infrastruktur, anak usaha PT Truba Alam Manunggal Engineering dengan nilai investasi 884,5 juta dolar AS. Pembangkit tersebut merupakan proyek terbesar yang masuk program 10 ribu MW tahap pertama. Secara total, PLTU Pelabuhan Ratu direncanakan berkapasitas 3x350 MW.

Pembangkit unit kedua direncanakan beroperasi pada Desember 2013 dan unit terakhir Maret 2014. Kedua unit tersebut juga mundur masing-masing selama lima bulan. Kemunduran tersebut merupakan kesekian kalinya dari rencana awal beroperasi 2010.

PLN beralasan kemunduran pengoperasian pembangkit antara lain disebabkan penundaan pembangunan transmisi 150 kV yang menghubungkan pembangkit hingga Cibadak. Penundaan pembangunan transmisi terjadi karena rubuhnya 13 menara listrik akibat pencurian komponen dan permasalahan sosial saat menarik konduktor.

Bambang juga mengatakan, trafo interbus (IBT) 2 GITET Cibinong, Jabar yang terbakar, Rabu (9/10) malam itu ternyata mengalami kerusakan cukup parah, sehingga perlu diganti. "Hasil penelusuran awal, penyebab gangguan adalah terbakarnya bushing primer dan sekunder IBT 2 Cibinong yang menyebabkan kerusakan cukup parah, sehingga IBT perlu diganti," ujarnya.

Akibatnya, pemadaman listrik juga tak terhindarkan. Pada Rabu (9/10) pukul 20.49 WIB, terjadi gangguan di IBT 1 dan 2 GITET Cibinong yang memicu padamnya PLTP Gunung Salak dan PLTU Palabuhan Ratu. Beberapa daerah seperti sebagian Bogor, Cibinong, Cileungsi, Sukabumi, Depok dan Jakarta Timur mengalami pemadaman akibat kejadian itu.

Pada pukul 21.23 WIB, IBT 1 Cibinong dan tiga unit PLTP Gunung Salak normal kembali, sehingga pemadaman berkurang. Sebagian pelanggan hanya padam sekitar 30 menit. Namun, IBT 2 dan juga beberapa unit PLTP Gunung Salak dan PLTU Palabuhan Ratu masih terganggu, maka sebagian pelanggan terpaksa masih mengalami pemadaman. "Kami mohon maaf atas kekurangnyamanan ini," ujarnya.

PLN meminimalisiasikan emadaman dengan meminta industri dan bisnis besar mengoperasikan sementara pembangkitnya sendiri. Tepat satu minggu sebelumnya, pada Rabu (2/10) pukul 19.54 WIB, pemadaman listrik juga terjadi di sebagian Jakarta Timur dan Jakarta Selatan akibat salah satu trafo di GITET 500 kV Cawang, Jakarta Timur terbakar.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement