REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Pemerintahan interim Mesir menunjukan kekesalannya atas keputusan Amerika Serikat (AS) memotong bantuan keuangan dan peralatan pertahanan ke negara itu. Militer mengecam keputusan tersebut dan menyebutnya bakal merusak hubungan dua negara dan keamanan di kawasan.
''Keputusan itu (penghentian bantuan) salah,'' kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Mesir Badr Abdelatty seperti dilansir Reuters, Kamis (10/10).
Meski mengecam, Abdelatty mengklaim keputusan tersebut tidak membawa kerugian apa pun bagi Mesir. Justru sebaliknya, kata dia, Mesir adalah negara mandiri. Keputusan Paman Sam dianggap tidak akan melemahkan negara itu dari kondisi apapun.
''Mesir tidak akan menyerah dengan tekanan Amerika. Kami akan terus berjalan menuju demokrasi yang sudah ditetapkan dalam peta transisi,'' sambung dia.
Reuters melansir, keputusan Washington memotong bantuan dimulai dengan menahan pengiriman artileri berupa tank. Perlengkapan pertahanan seperti rudal dan helikopter serbu pun tercatat sebagai item yang akan dibatalkan pengirimannya. Selain itu, beberapa jet tempur dan uang senilai 260 juta dolar juga masuk ke dalam rencana pembatalan.
Namun, Departemen Luar Negeri AS mengatakan, pemotongan dana tersebut tidak termasuk bantuan terkait kontra-terorisme, dan perekonomian.
''Kami tetap melanjutkan dukungan militer Mesir dalam soal keamanan di Semenanjung Sinai dan intelijen,'' demikian pernyataan Deplu AS, seperti dilansir Reuters, Kamis (10/10).