REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Keputusan AS memotong sebagian besar bantuan keuangan dan peralatan pertahanan ke negara itu ditanggapi Israel sebagai sesuatu yang tidak akan berdampak serius.
Menteri Dalam Negeri, Israel Gilad Erdan menilai pemangkasan bantuan tersebut tidak akan berdampak pada kesepakatan perdamaian kedua negara. Itu karena hubungan negaranya dengan Mesir diklaimnya terjaga dengan cukup dekat.
Gilad Erdan mengatakan kerjasama dengan Mesir masih terus dilakukan. Kedua negara tetap kontak satu sama lain.
"Saya harap keputusan AS tidak akan berdampak dan tidak akan dianggap sebagai sesuatu yang harus memiliki dampak," ujarnya dikutip Al-Arabiya, Kamis (10/10).
Israel dan Mesir membuat kesepakatan damai 1979 sebagai pilar stabilitas kedua negara. Kesepakatan itu merupakan yang pertama dibuat Israel dengan negara Arab. Selama ini, Israel menilai bantuan AS ke Mesir merupakan dukungan utama terhadap kesepakatan damai.
Keputusan Amerika Serikat membekukan sebagian besar bantuan militer ke Mesir dilaporkan karena operasi penumpasan yang dilakukan Kairo terhadap pendukung Presiden terguling Mohammed Mursi.
Menurut sejumlah pejabat AS, Rabu (9/10) waktu setempat, keputusan itu akan menghentikan pengiriman persenjataan utama yang mencakup helikopter Apache, pesawat tempur F-16 dan tank M1A1 Abrams.
Meski demikian, bantuan AS yang dipusatkan pada upaya pemberantasan terorisme, termasuk operasi di Gurun Sinai dekat perbatasan Israel, kata pejabat pejabat-pejabat itu kepada AFP.