REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim nasional U-19 Indonesia wajib mengalahkan Korea Selatan pada laga pamungkas apabila ingin meraih tiket langsung putaran final Piala Asia U-19 di Myanmar pada tahun depan.
Ini setelah skuat Garuda Jaya hanya mampu memetik kemenangan dua gol tanpa balas atas Filipina pada laga kedua kualifikasi Grup G di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (10/10) malam.
Indonesia dan Korsel sama-sama mengoleksi enam poin dari hasil dua kemenangan. Namun, Korsel berada dalam posisi yang lebih beruntung karena unggul produktivitas gol.
Korsel memiliki surplus delapan gol, sementara Indonesia surplus enam gol. Sesuai regulasi AFC, tim yang berhak lolos langsung ke putaran final adalah tim yang menempati puncak klasemen masing-masing grup.
Jika pada klasemen akhir grup ada dua tim yang memiliki poin sama, maka penilaian akan ditentukan melalui selisih gol. Dan apabila selisih gol juga sama, maka selanjutnya akan dipilih tim mana yang paling banyak memasukkan gol.
Dengan ketentuan itu, Korsel hanya butuh hasil imbang ketika akan bertemu dengan Indonesia pada laga terakhir di Stadion GBK pada Sabtu (12/12). Sementara, Indonesia wajib meraih tiga poin.
Babak Pertama
Indonesia langsung mengambil inisiatif serangan sejak awal pertandingan lawan Filipina. Laga belum berjalan satu menit, Indonesia menebar ancaman lewat kecepatan winger Ilham Udin. Sayang peluang terbuang sia-sia karena operan Ilham ke Muchlis Hadi mampu dimentahkan barisan pertahanan Filipina.
Seperti diprediksikan sebelumnya, Filipina ternyata tidak mengubah gaya permainannya. Tim asuhan Marlon Manos Maro itu tetap menerapkan strategi bertahan dengan mengandalkan serangan balik dalam saat menyerang.
Kendati begitu, Indonesia tetap berhasil menciptakan sejumlah peluang dengan mengandalkan tendangan spekulasi dari luar kotak penalti dan serangan dari lini sayap.
Winger Dinan Yahdian Javier sukses menghentak para pemain Filipina lewat tendangan kerasnya pada menit keempat. Sayang, tendangan Dinan masih melebar ke sisi kanan gawang.
Dinan pun kembali mengancam lewat sundulannya usai menerima sepak pojok Evan pada menit ke-20. Nahas, sundulan Dinan masih bisa ditangkap kiper Vallez Bayan.
Filipina, yang terus berada dalam tekanan, semakin merapatkan barisan pertahanan. Hampir setiap kali pemain Indonesia membawa bola, selalu ada dua sampai tiga pemain yang mengawal.
Indonesia nyaris membuka keunggulan pada menit ke-25 melalui tendangan bebas Evan yang hanya membentur mistar gawang.
Setelah beberapa peluang gagal berbuah gol, Indonesia akhirnya mampu membuka keunggulan lewat tendangan bebas Muhammad Hargianto pada menit ke-27. Bola hasil tendangan Hargianto meluncur dengan deras ke pojok atas gawang Filipina.
Babak Kedua
Pada babak kedua, Indonesia tetap mendominasi jalannya pertandingan. Namun, Indonesia dipaksa lebih bersabar karena Filipina semakin menarik dalam-dalam garis pertahanannya.
Bisa dibilang, Indonesia pun bermain setengah lapangan di area Filipina. Ketatnya barisan pertahanan Filipina membuat Evan Dimas dkk lebih mengoptimalkan tendangan-tendangan dari luar kotak penalti untuk menambah gol.
Salah satunya melalui tendangan keras Zulfiandi pada menit ke-56 yang masih bisa ditepis kiper Vallez Bayan.
Indonesia melakukan pergantian pada menit ke-68. Yabes Roni Malaifani masuk menggantikan Dinan. Masuknya Yabes memberikan semangat baru bagi permainan Indonesia dengan kecepatannya dan kepiawaiannya dalam menyisir sektor sayap.
Pemain asal Alor, Nusa Tenggara Timur itu pun berhasil membayar kepercayaan pelatih Indra Sjafri dengan menyumbangkan gol pada laga debutnya ini. Ia menggandakan keunggulan Indonesia pada menit ke-83 lewat tendangan mendatar dari dalam kotak penalti usai berhasil menerobos barisan pertahanan Filipina.
Indonesia keluar sebagai pemenang dengan skor dua gol tanpa balas.