REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Sekitar 10 militan Mali tewas dalam bentrokan dengan pasukan khusus Prancis di wilayah utara negara itu pada awal bulan ini. Demikian kata Kementerian Pertahanan Prancis pada Kamis.
Bentrokan yang berlangsung di sebelah utara Timbuktu pada 1 Oktober itu merupakan salah satu yang tersengit sejak intervensi militer Prancis menghalau militan dari Mali utara pada awal tahun ini.
Juru bicara Staf Umum Prancis, Kolonel Gilles Jaron, tidak memberikan penjelasan terinci mengenai bentrokan itu. Namun, dia mengatakan sebuah helikopter dan pasukan darat terlibat.
Saat ini terdapat sekitar 3.200 prajurit Prancis di Mali setelah intervensi militer menghalau militan garis keras yang menguasai wilayah utara negara Afrika tersebut.
Jumlah pasukan Prancis di negara itu akan dikurangi menjadi sekitar 1.000 awal tahun depan ketika Prancis menyerahkan tanggung jawab lebih lanjut kepada pasukan PBB.
Mali, yang pernah menjadi salah satu negara demokrasi yang stabil di Afrika, mengalami ketidakpastian setelah kudeta militer pada Maret 2012 menggulingkan pemerintah Presiden Amadou Toumani Toure.
Masyarakat internasional khawatir negara itu akan menjadi sarang baru teroris dan mereka mendukung upaya Afrika untuk campur tangan secara militer.