REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Ekonomi Nasional (DEN) mengapresiasi peningkatan produksi PT Philip Morris Indonesia (PMID) dan PT HM Sampoerna Tbk yang berinvestasi sebesar Rp 2 triliun guna meningkatkan kapasitas produksi di Indonesia. "Mereka melihat Indonesia sebagai peluang yang bagus dengan pasar yang luar biasa," kata Sekretaris Dewan Ekonomi Nasional Aviliani saat dihubungi di Jakarta, Jumat (11/10).
Aviliani mengharapkan pemerintah Indonesia mendukung peningkatan produksi yang dilakukan Philip Morris dan PT Sampoerna agar usahanya berlangsung dalam jangka panjang. Dia mencontohkan pemerintah harus siap dengan menyiapkan lahan, sumber daya manusia dan perizinan sehingga investor tertarik menanamkan modal di Indonesia. "Kadang pemerintah pusat dan pemerintah daerah ini tidak sejalan," ujarnya.
Avialiani menjelaskan Indonesia banyak dilirik investor luar negeri, sehingga harus melakukan pembenahan. PMID dan PT HM Sampoerna Tbk. menanamkan modal sebesar Rp 2 triliun guna meningkatkan kapasitas produksi rokok kretek dan rokok putih dengan membangun dua pabrik di daerah Karawang, Jawa Barat.
Direktur Sampoerna, Paul Janelle menyebutkan penambahan investasi membantu pemerintah Indonesia membuka lapangan kerja dan meningkatkan kinerja ekspor. Janelle menyatakan pihaknya telah menanam investasi 390 juta dolar AS di pabrik Karawang sejak 2006. Nilai ekspor tembakau dari PMID dan Sampoerna mencapai 24 juta dolar AS pada 2012, sedangkan target 2013 dua kali lipat.
"Kami yakin ada potensi besar untuk ekspor kretek. Untuk Marlboro, Indonesia akan menjadi pusat produksi dalam memenuhi kebutuhan ekspor untuk wilayah Asia Pasifik dalam beberapa tahun yang akan datang," tutur Janelle. Janelle menambahkan pabrik rokok di Karawang membutuhkan 600 orang karyawan saat beroperasi total pada 2014.
Philip Morris International Inc. merupakan perusahaan tembakau internasional yang memproduksi tujuh dari lima belas merk unggulan rokok di dunia salah satunya produk Marlboro. PMI menjual produk di 180 negara, bahkan pangsa pasarnya meningkat 28,8 persen pada 2012 di luar pasar Amerika Serikat dan Cina, sedangkan PMID berdiri sejak 1984 memproduksi rokok Marlboro yang didistribusikan PT HM Sampoerna Tbk dengan status pemegang saham mayoritas. Perusahaan itu mengakuisisi Sampoerna dengan membeli saham sebesar 5,2 miliar dolar AS pada 2005.