Jumat 11 Oct 2013 21:00 WIB

'Local Wisdom' Pengelolaan Air Bisa untuk Antisipasi Krisis Air

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Djibril Muhammad
Antre mendapatkan air bersih untuk minum
Antre mendapatkan air bersih untuk minum

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Local wisdom dalam pengelolaan air bisa untuk mengantisipasi terjadinya krisis air.

"Pak Gubernur (red. Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X) mengemukakan tentang local wisdom dalam pengelolaan air di DIY dan sekitarnya, yakni adanya masyarakat pecinta air yang mengelola air secara mandiri," kata Deputi Bidang Ilmu Kebumian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)  Prof Iskandar Zulkarnaen pada wartawan usai melakukan audiensi dengan Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X di Gedung Wilis Kepatihan Yogyakarta, Jumat (11/10).

Local Wisdom dalam pengelolan air DIY tersebut, kata dia, akan diangkat dan dijadikan contoh di Asia Pasifik. Sebab negara lain belum tentu ada local wisdom dalam pengelolaan air seperti halnya yang ada di DIY dan sekitarnya.

Sehingga, dia menambahkan, masyarakat di wilayah/ negara lain bisa memanfaatkan potensi yang ada di wilayahnya untuk memenuhi kebutuhan air. Dia mengatakan akan menyampaikan hal itu dalam seminar internasional tentang  Ekohidrologi se Asia Pasifik yang akan berlangsung di Yogyakarta tahun depan.

Hal senada juga dikemukakan Direktur Eksekutif Asia Pasific Centre For Ecohydrology Prof Heri Haryanto.  Dia mengatakan local wisdom dalam pengelolaan air ini sangat bermanfaat. Apalagi untuk mengantisipasi kekeringan dan di daerah yang mengalami kekurangan air.

"Masyarakat harus tahu bagaimana memanfaatkan air yang ada saat terjadi kekeringan dan memanfaatkan air seefisien mungkin," ujarnya.

Dia memberi contoh local wisdom dalam pengelolaan air adalah saat musim penghujan air ditabung di sumur. Sehingga pada saat musim kering bisa bertahan karena air masih bisa mengalir.

Selanjutnya Sekretaris Eksekutif LIPI Dr Ignasius DA. Sutapa mengungkapkan di kota besar defisit air sangat besar. Kalau tidak diantisipasi jumlah air yang ada, maka akan lebih banyak penduduk daripada ketersediaan air.

Sebetulnya, kata dia, kebutuhan air itu sekitar 60 liter per hari per orang. Namun di kota besar kebutuhan air mencapai 150-200 liter per hari per orang.

Oleh sebab itu kekurangan air di kota-kota besar harus diantisipasi dengan local wisdom agar masyarakat menggunakan air seefisien mungkin.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement