REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Institut Pertanian Bogor (IPB) mengungkapkan bahwa penyebab keracunan makanan yang dialami oleh sejumlah mahasiswa seusai mengikuti kegiatan "Nutrition Fair" pada 23 September lalu disebabkan oleh mikroba yang terdapat dalam kue kotak yang dikonsumsi oleh peserta.
"Dari hasil uji laboratorium di Laboratorium Jasa Analisi, Departemen ITP, IPB menunjukkan kedua jenis makanan yang dibagikan kepada peserta Seminar Nutrition Fair yakni getuk singkong dan talam jagung keduanya mengandung mikroba," kata Dekan Fakultas Ekologi Manusia IPB, Arif Satria, kemarin.
Arif yang didampingi Wakil Dekan FEMA Prof Ahmad Sulaeman, yang juga pakar keamanan pangan dan nutrisi menjelaskan, mikroba yang ada di dalam dua jenis makanan tersebut jumlahnya di atas batas yang normal, yakni 8,2 x 10 pangkat delapan pada getuk dan 7,5 x 10 pangkat delapan pada talam jagung.
Prof Ahmad menjelaskan, berdasarkan hasil uji laboratorium oleh Dinas Kesehatan menunjukkan bahwa agen penyebab keracunan makanan adalah bakteriologis jenis Bacillus cereus. "Bakteri B Cereus dapat menimbulkan gejala mual dan muntah dalam waktu 0,5 sampai 6 jam setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi."
Menurutnya, gejala yang akan timbul terutama pada orang yang sensitif atau kondisi tubuh kurang sehat. Umumnya gejala akan hilang dan sembuh antara 6 sampai 24 jam atau "self limiting diseases". Dia mengatakan, kontaminasi B Cereus dapat disebabkan oleh kurangnya sanitasi dan hygiene perajin makanan tersebut.
"Hal tersebut mungkin dikarenakan kurangnya pengetahuan dari produsen kue basah pada skala industri rumah tangga sehingga menyebabkan pengolahan makanan menjadi kurang baik," ujar Prof. Ahmad.
Sementara Dekan FEMA, Arif Satria menyebutkan, peristiwa ini menjadi pembelajaran bagi FEMA IPB yang dirasakan sangat penting untuk dilakukan pembinaan terhadap industri rumah tangka untuk meningkatkan kualitas dan keamanan dari produk yang dihasilkan.