Ahad 13 Oct 2013 10:42 WIB

Warga Ramai-ramai Produksi Ketupat Lebaran

Rep: Lilis Handayani/ Red: Dewi Mardiani
Pengrajin kulit ketupat sedang membawa barang dagangannya untuk dijual di pasar. (ilustrasi)
Foto: Antara/Anis Efizudin
Pengrajin kulit ketupat sedang membawa barang dagangannya untuk dijual di pasar. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Hari lebaran, baik Idul fitri maupun Idul Adha, identik dengan sajian makanan khas berupa ketupat. Untuk memenuhi kebutuhan itu, ratusan warga di Desa Singajaya, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, ramai-ramai membuat cangkang ketupat yang terbuat dari daun kelapa muda.

Berdasarkan pantauan Republika, di sebagian besar rumah warga yang saling berdampingan di desa itu terdapat aktifitas pembuatan cangkang ketupat. Bahkan, kegiatan itu melibatkan hampir seluruh anggota keluarga.

‘’Di desa ini sudah menjadi kebiasaan kalau mendekati lebaran, warganya ramai-ramai membuat cangkang ketupat,’’ ujar seorang warga setempat, Aningsih, Ahad (13/10).

Aningsih menjelaskan, produksi cangkang ketupat lebaran itu hanya bersifat musiman. Biasanya, kurang dari seminggu menjelang lebaran, warga akan memulai membuat cangkang ketupat.

Menurut Aningsih, keuntungan yang diperoleh dari penjualan cangkang ketupat itu memang cukup menjanjikan. Karena itu, warga pun rela meninggalkan pekerjaannya sehari-hari demi membuat cangkang ketupat. ''Bikin cangkang ketupat ini kan paling cuma seminggu, setelah itu kembali ke pekerjaan aslinya,'' tutur Aningsih.

Menurut Aningsih, setiap rumah rata-rata mampu membuat vangkang ketupat sekitar 500 per hari. Jika ditotal. Maka sedikitnya 10 ribu cangkang ketupat bisa diproduksi warga di desa itu setiap harinya. ''Dengan membuat cangkang ketupat selama beberapa hari menjelang lebaran, warga bisa meraup keuntungan antara Rp 1 juta - Rp 2 juta,'' tutur Aningsih.

Warga yang lain, Jaya, menjelaskan, cangkang ketupat dari Desa Singajaya sudah dikenal ke berbagai daerah. Pasalnya, cangkang ketupat dari desanya tersebut dijual ke berbagai pasar di wilayah Indramayu dan Cirebon.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement